Setelah kejadian malam itu di ruang kantor
organisasi kemahasiswaan di kampus mereka, perasaan Dhea terhadap
Dedi menjadi lain. Walaupun sebenarnya dia sudah menyukai sahabat
dari suami temannya sejak lama, namun kejadian malam itu telah
mempengaruhi pikiran Dhea bahwa Dhea merasa tidak ada lagi yang bisa
dia sembunyikan dari Dedi karena Dedi telah menyetubuhinya bahkan
Dhea sangat menikmati kejadian itu, oleh sebab itu mereka memutuskan
untuk menjadi sepasang kekasih yang saling mencintai.
Dan demi menjaga dari perbuatan dosa yang berkelanjutan, akhirnya
mereka memutuskan untuk menikah seperti yang dilakukan oleh Yanti
dan Doni, namun Dhea tetap serumah dengan Yanti dan dedi serumah
dengan Doni. Tujuannya agar kuliah mereka tidak terganggu dengan
urusan percumbuan yang memabukkan dan melelahkan.
Sejak saat itu Doni dan Dedi selalu berkunjung ke rumah Dhea dan
Yanti secara bersamaan. Dan tentu saja sebagai pasangan suami istri
yang sah, percumbuan mereka selalu diisi dengan hubungan suami istri
yang menggelora. Sehingga suara erangan dan desahan nikmat saling
bersahutan antara kamar Dhea dan kamar Yanti.
Pada saat musim UAS tiba, untuk sementara mereka sepakat tidak
akan bercumbu, tapi lebih fokus pada ujian agar hasil ujian mereka
tidak anjlok.
Pada hari jum’at minggu kedua masa UAS, Doni telah mengikuti
semua mata kuliah yang diUASkan, dan sore itu sekitar jam 3 Doni
mengunjungi kontrakan Yanti untuk refreshing dari kepenatan ujian
dan sekaligus menyalurkan hasrat birahi yang ditunda selama dua
minggu.
Maklumlah dalam usianya yang semuda itu tentu saja gairah berahi
selalu menyala-nyala susah untuk dibendung.
Tapi begitu tiba di kontrakan Yanti, yang ada hanya Dhea sedangkan Yanti sedang mengikuti ujian yang jadwalnya diubah menjadi sore itu yang seharusnya dia ikuti tadi pagi.
Tapi begitu tiba di kontrakan Yanti, yang ada hanya Dhea sedangkan Yanti sedang mengikuti ujian yang jadwalnya diubah menjadi sore itu yang seharusnya dia ikuti tadi pagi.
Dengan perasaan yang sangat kecewa, Doni menghempaskan pantatnya
di sofa yang ada di ruang tamu. Wajah Doni memerah perpaduan antara
rasa kecewa yang mendalam dan dorongan nafsu berahi yang
menggebu-gebu yang sudah dibayangkan akan dapat dinikmatinya sejak
pagi tadi hingga ia tiba disini.
Dhea yang duduk dihadapan Doni melihat roman wajah Doni yang
sedang memerah. Dan Dhea cukup hapal dengan warna merah di wajah
Doni, karena ia sering mengintip apa yang Doni dan Yanti lakukan
pada saat bermesraan. Warna merah ini menunjukkan bahwa nafsu berahi
Doni sedang menggebu-gebu.
Dengan maksud menggoda Dhea berkata pada Doni : “Pengen yach…!
Wajah Aa Doni kelihatannya sangat merah seperti yang sudah ‘ngga
tahan !”
“Bener nich… , Aa udah ‘ngga tahan, malum udah dua minggu
nich..!” jawab Doni dengan suara gemetar dan duduk yang gelisah.
Dhea sangat hapal dengan kegelisahan itu, dan dia tahu persis apa
yang akan dilakukan Doni pada Yanti dalam keadaan seperti itu.
Membayangkan hal itu, Dhea jadi ingat setiap detil yang dilakukan
Doni pada Yanti.
Seerr….. membayangkan itu, tiba-tiba darah Dhea mengalir cepat,
Dhea terangsang oleh bayangannya sendiri, apalagi dulu dia sering
membayangkan bahwa Doni sedang mencumbunya pada saat dia masih
sering mengintip apa yang dilakukan Doni terhadap Yanti.
Seeerrrr…. Kembali darahnya berdesir membuat dirinya semakin
terangsang. Sedangkan diapun dalam kondisi yang sama, sudah dua
minggu Dedi tidak menyentuhnya, dan sore ini Dedi memang ada ujian
hingga jam 5 sore.
Dalam kegelisahannya menahan nafsu berahi, Doni memandang Dhea
yang memandangnya termangu seperti melamun, dan secara spontan tanpa
dapat mengontrol uacapannya Doni berkata pada Dhea “Kenapa bengong ?
Aku ingat tatapan mata ini pada saat kamu telanjang di ruang
organisasi saat itu. Badan kamu bagus dan seksi, sama seksinya
dengan tubuh Yanti …” lalu “Ups… maaf !!” Doni sadar akan
kelancangannya.
Dhea merasa malu… dan untuk menghilangkan rasa malu iapun
membalasnya “Dhea juga udah sering melihat tubuh Aa Doni telanjang
dan terangsang seperti saat ini. Jadi bagi Dhea, tidak bagian tubuh
A Doni yang belum Dhea lihat.
” Ucapan Dheapun sudah mulai tidak terkontrol, karena sebenarnya
Dheapun saat ini dalam keadaan sedang sangat terangsang.
“Kalau gitu, Dhea sering dong… , menghayalkan bermesraan dengan
Aa..? “ kata Doni semakin nekad. Wajah Dhea memerah malu, dia tidak
menjawab namun sorot matanya menunjukkan isyarat bahwa dia menampik
atas apa yang diucapkan Doni.
Melihat reaksi seperti ini Doni semakin berani, dia menghampiri
kursi panjang yang diduduki Dhea, Dhea hanya diam.
Tangan Doni memegang kedua pundak Dhea, seerr… Dhea merasakan
getaran rangsangan yang semakin kuat dalam aliran darahnya, matanya
terpejam dan mulut terbuka menikmati rangsangan itu. Bagi Doni, saat
ini Dhea terlihat makin cantik dan menggairahkan sehingga
merangsangnya untuk mengecup bibir Dhea yang sensual dan menantang.
Seeerrr…. Aliran darah Dhea terkesiap disertai rasa nikmat yang
melemparkan kesadarannya semakin jauh, ketika bibirnya dikecup dan
dilumat oleh Doni. “Uh….” Dhea mengeluh merasakan nikmat yang
menerpa seluruh tubuh dan jiwanya.
Dengan dorongan nafsu yang sudah menguasi dirinya, Dhea membalas
kecupan dan lumatan bibir Doni dengan tak kalah bergairahnya,
bibirnya menghisap dalam-dalam bibir Doni dan lidahnya menerobos
bibir Doni dan mengkait-kait lidah Doni dengan napas yang menggebu
penuh nafsu
Rasa nikmat semakin menjalar keseluruh denyut nadi Doni, dengan
gairah yang semakin menggebu, tangan kanan Doni merayap ke buah dada
Dhea dan menyentuhnya dari luar baju yang dikenakannya.
Tangan kiri Dhea menangkap lengan Doni, Dhea bukannya
menyingkirkan tangan itu dari buah dadanya, namun semakin menekankan
telapak tangan Doni ke arah buah dadanya dengan gemas dan mata
terpejam serta deru nafas yang semakin memburu.
Kesadaran Dhea dan Doni saat sudah hilang entah kemana, yang ada
dipikiran mereka saat ini adalah bagaimana menikmati gairah ini
semaksimal mungkin.
Doni meramas-remas dan memutar-mutar buah dada Dhea dengan nafsu
mengebu-gebu dan Dhea semakin melayang dibuatnya. Merasa kurang
puas, Doni membuka kancing baju Dhea satu persatu hingga terbuka
semuanya, dan kedua tangannya berusaha membuka kancing kait bh
dipunggung Dhea, agak susah….. , Dhea membantu melepaskan kaitan bh
tersebut. Buah dada Dhea yang montok dan bulat sekal langsung tumpah
memperlihatkan keindahannya dengan putting yang sudah meruncing
karena rangsangan yang terus-menerus datang menerpanya.
Mata Doni nanar melihat keindahan itu, mulutnya langsung menyosor
buah dada montok dan sekal itu. Bibir Doni menciumi dan menghisap
setiap mili permukaan buah dada indah itu dengan nafsu yang semakin
menggebu dan nafas yang semakin ngos-ngosan.
Sementara tangan kanan dan kirinya secara kompak mengeksploitasi
bagian buah dada Dhea yang tidak sedang diciumi oleh bibir Dobi.
“Ouh.. Oh… Aa … Ouh…” mulut Dhea mengerang nikmat dengan kepala
terdongak dan mata terpejam.
Ibu jari dan telunjuk tangan kanan Doni memilin-milin putting
susu bagian kiri milik Dhea sedangkan bibir dan lidah Doni menghisap
dan menjilati putting susu kanan Dhea yang runcing.
“Ouh…Aa … nikmat … oh… “ Dhea semakin meracau.
Vaginanya terasa sangat basah dan gatal. Jari tangan dan bibir Doni
semakin intens memilin-milin kedua putting Dhea membuat erangan
nikmat Dhea semakin menggila.
Tangan Dhea merayap liar membuka sleting celana panjang Doni dan
mengeluar penis Doni dari cd yang dikenakan sehingga penis Doni yang
sudah sangat tegang dan keras dapat berdiri dengan bebas dan
gagahnya.
Penis itu dengan gemasnya di urut dan dikocok mesra oleh tangan
Dhea dengan liarnya membuat mata Doni terbeliak-beliak menahan
nikmat disela-sela kesibukan mulutnya yang mengisap putting susu
Dhea.
Percumbuan mereka yang saling memberi nikmat semakin panas
menggelora. Tangan Doni merayap ke bawah, menuju betis Dhea yang
indah, membelainya lembut, terus naik ke paha dan berputar-putar
disekitar paha dan akhirnya menuju selangkangan Dhea ,
mengusap-ngusap vagina Dhea yang basah dari balik cd yang masih
dikenakan, lalu dengan perlahan cd itu ditarik kebawah hingga lepas
darikaki Dhea.
Tapi sebelum Doni bertindak lebih lanjut, Dhea berbisik “A Doni…
, kita kekamar Dhea aja..!” sambil berdiri dengan tetap tangannya
tetap memegang penis Doni yang tegang keras seolah tak mau
dilepaskan.
Mereka berdua berjalan menuju kamar dengan tangan Dhea menuntun
Doni dengan memegang penis sebagai pegangan. Doni mengikuti Dhea
sambil merasakan denyutan nikmat penisnya yang diremas dan diurut
sepanjang perjalanan menuju kamar Dhea.
Begitu tiba di kamar, Dhea langsung menutup pintu, membantu Doni
melepaskan bajunya yang sudah basah oleh keringat dan setelah baju
Doni lepas, Dhea membuka jilbabnya dan membuka bajun serta bhnya..
Tampaklah dua insan berlawanan jenis yang dilanda nafsu yang
menggebu-gebu bertelanjang dada, kemudian dengan terburu Doni
melepas celana panjangnya hingga ia kini telanjang bulat, demikian
pula dengan Dhea, dia melepas rok panjangnya, hingga ia kinipun
telanjang bulat.
Dalam keadaan berdiri telanjang bulat, mereka berpelukan erat dan
berciuman kembali dengan penuh gairah dan napas yang ngos-ngosan.
Tangan kanan Doni meremas dan memilin buah dada Dhea sedangkan
tangan kirinya meremas pantat Dhea yang montok. “Ouh… “ Dhea kembali
melenguh , dia merasakan ada batang hangat yang sangat keras
mengganjal di bawah pusatnya.
Dhea sangat penasaran dengan batang hangat yang milik Doni yang
pernah ia impi-impikan, Ia berjongkok sehingga mulutnya tepat berada
di depan penis Doni yang sedang tegak.
Dengan nafsu yang menggebu, Dhea melahap kepala penis itu,
mempermainkan dengan lidahnya dan mengocok-ngocok dengan mulutnya.
Hal ini membuat kaki Doni terkejang-kejang menahan nikmat.
“oohhh …. “ Doni melenguh nikmat dengan kaki terangkat dan pantat
maju menekan mulut Dhea, hampir saja Dhea tersedak karena multnya
tak mampu menampung seluruh batang penis milik Doni. “A… , punya Aa
terlalu panjang… , mulut Dhea ‘ngga cukup…”
Doni memberdirikan tubuh Dhea yang sedang berjongkok, lalu kedua
tangannya merengkuh tubuh Dhea hingga Dhea dipangku oleh Doni, Doni
berjalan menuju kasur dan meletakan tubuh Dhea dengan lembut diatas
kasur,Posisi kepala Doni berada tepat di vagina Dhea sedangkan
selangkangannya berada di depan wajah Dhea.
Doni telah membuat posisi 69 dengan Dhea. Kemudian dengan
rakusnya Doni menciumi dan menjilati vagina Dhea.
Darah Dhea semakin mendidih terbakar nafsu yang semakin tak
tertahankan. “Ohhh…Aa …. Oh….nikmat ….ohh..” kepala Dhea menggeleng
menahan nikmat yang tak terperi.
Saking ‘ngga tahannya mulutnya kembali mencaplok batang penis
Doni yang tegang yang ada di hadapannya dan diapun menghisap-hisap
dengan rakus penis tersebut.” Ohhh….”
Posisi 69 ini mereka lakukan cukup lama sambil berguling-gulingan.
Posisi 69 ini mereka lakukan cukup lama sambil berguling-gulingan.
Akhirnya mereka berdua sudah tidak tahan lagi. “Ayoo… Aa ….
Sekarang… ayoo ouh…” Dhea merengek minta dituntaskan. Doni yang
sudah tak tahan memposisikan pinggulnya disela-sela paha Dhea yang
terbuka sehingga batang penisnya yang sedang tegak berada tepat
dimulut vagina Dhea.
Dengan tak sabar Dhea meraih batang penis itu dan mengarahkan
kepala penis itu agar tepat dimulut liang vaginanya dan mengangkat
pantatnya agar penis Doni menerobos liang vaginanya, Doni membantu
menekan dan....
Blesss…. Penis Doni perlahan-lahan masuk..
“Uhh…..” Dhea mengeluh sambil memejamkan mata menerima sensasi itu
“Ohhhh….” Doni juga mengeluh….
“Uhh…..” Dhea mengeluh sambil memejamkan mata menerima sensasi itu
“Ohhhh….” Doni juga mengeluh….
Perlahan-lahan permukaan batang penis Doni bergesekan dengan
dinding vagina Dhea. Sensasi nikmat semakin melambungkan tubuh
mereka, hingga seluruh batang penis Doni amblas sampai ke
pangkalnya. Doni mendiamkan penisnya menancap sejenak menimati rasa
nikmat yang menjalar di seluruh peradaran darahnya.
Kemudian Doni mulai mengocoknya perlahan, rasa nikmat itu semakin
melambungkan dirinya. Kepala Dhea terlempar ke kiri dan ke kanan
menerima sensasi nikmat itu sambil mengeluh “Auh…..ouh… “
Kocokan penis Doni makin lama makin cepat dan bervariasi mengaduk
seluruh rongga vagina Dhea yang dapat dicapai oleh penisnya. Dhea
semakin menggelinjang menahan dera nikmat “Ouh… Aa … Ouh… nikmat
….oouuhhhhh…..” Dhea semakin mengerang nikmat dan pinggulnya
bergerak erotis memberi tambahan sensasi nikmat bagi diri Doni.
Napas Doni semakin terpacu cepat. Tiba-tiba Dhea menggulingkan
tubuh Doni, sehingga Dhea berada diatas tubuh Doni. Dhea mengambil
kendali, kepala dan dadanya dia angkat dengan bertopang pada kedua
tangannya yang bertahan di dada Doni, kedua pahanyanya dia geserkan
sehingga dia berada pada posisi merangkat dengan pantat menekan
selangkangan Doni sehingga vagina masih mencengkram dengan erat
penis Doni.
Lalu dengan cepat Dhea menggoyangkan tubuhnya,
kedepan-kebelakang, ke kiri – ke kanan, dan berputar-putar agar
penis tegang Doni dapat mengaduk-ngaduk seluruh rongga vaginanya.
“Euh…Aa …euh …. Ouhh… auw ..” Dhea terus mengerang nikmat seiring
dengan gerakan pinggulnya yang semakin erotis
Makin lama gerakan pinggul Dhea semakin cepat dan
menghentak-hentak tak terkendali dan erangan nikmatnya telah berubah
menjadi teriakan-teriakan mengejar nikmat yang terus melemparkan
dirinya ke awang-awang.
Hingga akhirnya pinggul Dhea dia hentakan ke bawah
dengan kaku membuat penis Doni amblas sedalam-dalamnya sambil
berteriak keras melepas nikmat “Aaaaaahhhkkkss….. “ badannya kaku
dan kedua tangannya mencengkram erat dada Doni bagaikan burung elang
yang sedang mencakar.
Terjadi kontraksi keras di dalam vagina Dhea menjepit, meremas
dan menghisap-hisap penis tegang Doni. Mata Doni terbeliak-beliak
menerima sensasi nikmat dari vagina Dhea yang sedang mengalami
orgasme yang luar biasa.
Beberapa detik kemudian tubuh Dhea ambruk menindih dada Doni,
tapi Doni yang sedang melayang di awang-awang tidak menginginkan
sensasi nikmat ini terhenti, dia langsung membalikkan badannya dan
meminta Dhea merangkak dengan pantat yang dinaikkan keatas. Walaupun
dalam keadaan lelah, Dhea menurutinya. Dhea merangkak nungging, Doni
merangkak ke belakang Dhea.
Kemudian tangannya mengarahkan penisnya yang ke liang vagina Dhea
yang sudah sangat basah dari belakang, setelah posisinya tepat Doni
mendorong pantatnya dan …
Blesss….. kembali penis Doni menerobos vagina Dhea membuat kepala
Dhea terdongak ke atassambil mengerang “Auh….Aa ….Aa. ….”
Doni mengayunkan pantatnya dengan cepat sehingga penisnya
mengocok-ngocok vagina Dhea dari belakang. Kedua tangannya memegang
pinggul Dhea yang seksi sambil suara dengusannya keluar dari
mulutnya “Hwess….hes…. hes…”
Kepala Dhea terayun-ayun dan terdongak nikmat menerima hentakan
itu, buah dadanya mengayun-ngayun indah sambil mengerang “ouh.. Aa …
ouh …Aa .. Aa “
Pinggul Dhea bergerak menyambut setiap hentakan Doni, namun makin
lama gerakan pinggul Dhea semakin keras menghentak-hentak, sehingga
tumbukkan antara pantat bahenol Dhea dengan selangkangan Doni
menghasilkan suara PLOK …PLOK .. yang cukup keras diiringi oleh
erangan nikmat yang semakin keras pula “Auh….Aa ….Aa. …. Aa …”
Sambil merangkak bertahan pada tangan kanannya, tangan kiri Dhea
memegang tangan kiri Doni yang sedang memegang pinggulnya, kemudian
diarahkan ke buah dada kirinya yang sedang menggantung bebas agar
Doni meremas-remas dan memilin-milin putting susunya.
Hal itu Dhea lakukan sambil pinggulnya bergerak semakin erotis dan terus mengerang nikmat. Tiba-tiba pinggulnya menekan selangkangan Doni dengan kaku dan kepalanya terdongak ke atas dan berteria “Aaaaaaaakkkkkhhhh……..”
Hal itu Dhea lakukan sambil pinggulnya bergerak semakin erotis dan terus mengerang nikmat. Tiba-tiba pinggulnya menekan selangkangan Doni dengan kaku dan kepalanya terdongak ke atas dan berteria “Aaaaaaaakkkkkhhhh……..”
Terjadi lagi kontrkasi yang sangat dalam vagina Dhea yang meremas
dan menghisap-hisap penis Doni dengan ganasnya. Lalu …… BRUK … tubuh
Dhea ambruk telungkup kehilangan tenaga sehingga penis Doni yang
masih tegang tertancap dalam vaginanya terlepas.
Doni yang sedang menuju ke arah puncak, merasa tanggung untuk
berhenti sejenak, maka ia membalikkan tubuh Dhea agar telentang dan
membuka paha Dhea lebar-lebar dan mengarahkan penis tegangnya ke
arah liang vagina Dhea yang benar-benar sangat basah dan merah
mengkilat.
Blesss … kembali penis tegangnya Doni tancapkan ke dalam vagina
Dhea hingga ke pangkalnya. Pinggul Doni bergerak cepat menjemput
nikmat orgasme yang semakin dekat, kedua tangannya meremas-remas
buah dada Dhea serta memilin-milin putting susu Dhea yang tegak
meruncing.
Dhea mengatahui bahwa orgasme Doni sebentar lagi akan tiba, maka
pinggulnya kembali bergerak liar menjemput orgasme Doni. Gerakan
pinggul dhea itu dengan cepat menimbulkan rasa nikmat dan
membangkitkan kembali gairahnya yang sempat turun karena habis
orgasme.
Akhirnya mereka berdua bergerak saling menyambut dengan sangat
cepat dan liar. Tubuh Doni dan Dhea mulai menghentak-hentak kaku tak
beraturan. Hingga akhirnya Doni menancapkan dalam-dalam penisnya ke
dalam vagina Dhea hingga amblas dengan seluruh tubuh yang menegang
kaku sambil berteriak “Aaaaaakkkksss ….”
Dheapun menjawabnya dengan teriakan yang sama “Aaaaaaakkkhhh… “
Tubuh keduanya melenting kaku. Lalu....
Tubuh keduanya melenting kaku. Lalu....
Cret … cret … cret … , beberapa kali semburan sperma terlontar
dari penis Doni dengan erasnya membasahi seluruh rongga di dalam
vagina Dhea. Beberapa detik kemudian …. BRUK … tubuh Doni
benar-benar ambruk menindih tubuh Dhea yang juga terkapar kelelahan.
Doni menggelosorkan tubuhnya kesamping tubuh Dhea.
Doni menggelosorkan tubuhnya kesamping tubuh Dhea.
Deru napas mereka ngos-ngosan seperti orang yang habis berlari
dikejar macan.
Beberapa menit kemudian, mata Dhea terbuka dan memandang Doni dengan rasa puas sambil berkata “Aa ..hebat …. , pantas aja Yanti sering menjerit-jerit keenakan jika bercumbu dengan Aa …” dan Dhea mencium bibir Doni dengan lembut.
Beberapa menit kemudian, mata Dhea terbuka dan memandang Doni dengan rasa puas sambil berkata “Aa ..hebat …. , pantas aja Yanti sering menjerit-jerit keenakan jika bercumbu dengan Aa …” dan Dhea mencium bibir Doni dengan lembut.
Doni tersenyum bangga.
Tidak ada rasa sesal dalam diri Dhea telah berselingkuh dengan suami sahabatnya, yang ada hanyalah rasa puas telah dapat mewujudkan khayalannya untuk bisa menikmati cumbuan dari suami sahabatnya ini.
Tidak ada rasa sesal dalam diri Dhea telah berselingkuh dengan suami sahabatnya, yang ada hanyalah rasa puas telah dapat mewujudkan khayalannya untuk bisa menikmati cumbuan dari suami sahabatnya ini.
Tapi Dhea tidak berniat untuk merebut Doni dari sahabatnya. Dhea
masih tetap sebagai istri Dedi, pria yang telah terlanjur
memerawaninya,.
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar