Kamis, 01 Oktober 2015

Terlanjur

Setelah kejadian malam itu di ruang kantor organisasi kemahasiswaan di kampus mereka, perasaan Dhea terhadap Dedi menjadi lain. Walaupun sebenarnya dia sudah menyukai sahabat dari suami temannya sejak lama, namun kejadian malam itu telah mempengaruhi pikiran Dhea bahwa Dhea merasa tidak ada lagi yang bisa dia sembunyikan dari Dedi karena Dedi telah menyetubuhinya bahkan Dhea sangat menikmati kejadian itu, oleh sebab itu mereka memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih yang saling mencintai.
Dan demi menjaga dari perbuatan dosa yang berkelanjutan, akhirnya mereka memutuskan untuk menikah seperti yang dilakukan oleh Yanti dan Doni, namun Dhea tetap serumah dengan Yanti dan dedi serumah dengan Doni. Tujuannya agar kuliah mereka tidak terganggu dengan urusan percumbuan yang memabukkan dan melelahkan.
Sejak saat itu Doni dan Dedi selalu berkunjung ke rumah Dhea dan Yanti secara bersamaan. Dan tentu saja sebagai pasangan suami istri yang sah, percumbuan mereka selalu diisi dengan hubungan suami istri yang menggelora. Sehingga suara erangan dan desahan nikmat saling bersahutan antara kamar Dhea dan kamar Yanti.
Pada saat musim UAS tiba, untuk sementara mereka sepakat tidak akan bercumbu, tapi lebih fokus pada ujian agar hasil ujian mereka tidak anjlok.
Pada hari jum’at minggu kedua masa UAS, Doni telah mengikuti semua mata kuliah yang diUASkan, dan sore itu sekitar jam 3 Doni mengunjungi kontrakan Yanti untuk refreshing dari kepenatan ujian dan sekaligus menyalurkan hasrat birahi yang ditunda selama dua minggu.
Maklumlah dalam usianya yang semuda itu tentu saja gairah berahi selalu menyala-nyala susah untuk dibendung.
Tapi begitu tiba di kontrakan Yanti, yang ada hanya Dhea sedangkan Yanti sedang mengikuti ujian yang jadwalnya diubah menjadi sore itu yang seharusnya dia ikuti tadi pagi.
Dengan perasaan yang sangat kecewa, Doni menghempaskan pantatnya di sofa yang ada di ruang tamu. Wajah Doni memerah perpaduan antara rasa kecewa yang mendalam dan dorongan nafsu berahi yang menggebu-gebu yang sudah dibayangkan akan dapat dinikmatinya sejak pagi tadi hingga ia tiba disini.
Dhea yang duduk dihadapan Doni melihat roman wajah Doni yang sedang memerah. Dan Dhea cukup hapal dengan warna merah di wajah Doni, karena ia sering mengintip apa yang Doni dan Yanti lakukan pada saat bermesraan. Warna merah ini menunjukkan bahwa nafsu berahi Doni sedang menggebu-gebu.
Dengan maksud menggoda Dhea berkata pada Doni : “Pengen yach…! Wajah Aa Doni kelihatannya sangat merah seperti yang sudah ‘ngga tahan !”
“Bener nich… , Aa udah ‘ngga tahan, malum udah dua minggu nich..!” jawab Doni dengan suara gemetar dan duduk yang gelisah.
Dhea sangat hapal dengan kegelisahan itu, dan dia tahu persis apa yang akan dilakukan Doni pada Yanti dalam keadaan seperti itu. Membayangkan hal itu, Dhea jadi ingat setiap detil yang dilakukan Doni pada Yanti.
Seerr….. membayangkan itu, tiba-tiba darah Dhea mengalir cepat, Dhea terangsang oleh bayangannya sendiri, apalagi dulu dia sering membayangkan bahwa Doni sedang mencumbunya pada saat dia masih sering mengintip apa yang dilakukan Doni terhadap Yanti.
Seeerrrr…. Kembali darahnya berdesir membuat dirinya semakin terangsang. Sedangkan diapun dalam kondisi yang sama, sudah dua minggu Dedi tidak menyentuhnya, dan sore ini Dedi memang ada ujian hingga jam 5 sore.
Dalam kegelisahannya menahan nafsu berahi, Doni memandang Dhea yang memandangnya termangu seperti melamun, dan secara spontan tanpa dapat mengontrol uacapannya Doni berkata pada Dhea “Kenapa bengong ? Aku ingat tatapan mata ini pada saat kamu telanjang di ruang organisasi saat itu. Badan kamu bagus dan seksi, sama seksinya dengan tubuh Yanti …” lalu “Ups… maaf !!” Doni sadar akan kelancangannya.
Dhea merasa malu… dan untuk menghilangkan rasa malu iapun membalasnya “Dhea juga udah sering melihat tubuh Aa Doni telanjang dan terangsang seperti saat ini. Jadi bagi Dhea, tidak bagian tubuh A Doni yang belum Dhea lihat.
” Ucapan Dheapun sudah mulai tidak terkontrol, karena sebenarnya Dheapun saat ini dalam keadaan sedang sangat terangsang.
“Kalau gitu, Dhea sering dong… , menghayalkan bermesraan dengan Aa..? “ kata Doni semakin nekad. Wajah Dhea memerah malu, dia tidak menjawab namun sorot matanya menunjukkan isyarat bahwa dia menampik atas apa yang diucapkan Doni.
Melihat reaksi seperti ini Doni semakin berani, dia menghampiri kursi panjang yang diduduki Dhea, Dhea hanya diam.
Tangan Doni memegang kedua pundak Dhea, seerr… Dhea merasakan getaran rangsangan yang semakin kuat dalam aliran darahnya, matanya terpejam dan mulut terbuka menikmati rangsangan itu. Bagi Doni, saat ini Dhea terlihat makin cantik dan menggairahkan sehingga merangsangnya untuk mengecup bibir Dhea yang sensual dan menantang.
Seeerrr…. Aliran darah Dhea terkesiap disertai rasa nikmat yang melemparkan kesadarannya semakin jauh, ketika bibirnya dikecup dan dilumat oleh Doni. “Uh….” Dhea mengeluh merasakan nikmat yang menerpa seluruh tubuh dan jiwanya.
Dengan dorongan nafsu yang sudah menguasi dirinya, Dhea membalas kecupan dan lumatan bibir Doni dengan tak kalah bergairahnya, bibirnya menghisap dalam-dalam bibir Doni dan lidahnya menerobos bibir Doni dan mengkait-kait lidah Doni dengan napas yang menggebu penuh nafsu
Rasa nikmat semakin menjalar keseluruh denyut nadi Doni, dengan gairah yang semakin menggebu, tangan kanan Doni merayap ke buah dada Dhea dan menyentuhnya dari luar baju yang dikenakannya.
Tangan kiri Dhea menangkap lengan Doni, Dhea bukannya menyingkirkan tangan itu dari buah dadanya, namun semakin menekankan telapak tangan Doni ke arah buah dadanya dengan gemas dan mata terpejam serta deru nafas yang semakin memburu.
Kesadaran Dhea dan Doni saat sudah hilang entah kemana, yang ada dipikiran mereka saat ini adalah bagaimana menikmati gairah ini semaksimal mungkin.
Doni meramas-remas dan memutar-mutar buah dada Dhea dengan nafsu mengebu-gebu dan Dhea semakin melayang dibuatnya. Merasa kurang puas, Doni membuka kancing baju Dhea satu persatu hingga terbuka semuanya, dan kedua tangannya berusaha membuka kancing kait bh dipunggung Dhea, agak susah….. , Dhea membantu melepaskan kaitan bh tersebut. Buah dada Dhea yang montok dan bulat sekal langsung tumpah memperlihatkan keindahannya dengan putting yang sudah meruncing karena rangsangan yang terus-menerus datang menerpanya.
Mata Doni nanar melihat keindahan itu, mulutnya langsung menyosor buah dada montok dan sekal itu. Bibir Doni menciumi dan menghisap setiap mili permukaan buah dada indah itu dengan nafsu yang semakin menggebu dan nafas yang semakin ngos-ngosan.
Sementara tangan kanan dan kirinya secara kompak mengeksploitasi bagian buah dada Dhea yang tidak sedang diciumi oleh bibir Dobi. “Ouh.. Oh… Aa … Ouh…” mulut Dhea mengerang nikmat dengan kepala terdongak dan mata terpejam.
Ibu jari dan telunjuk tangan kanan Doni memilin-milin putting susu bagian kiri milik Dhea sedangkan bibir dan lidah Doni menghisap dan menjilati putting susu kanan Dhea yang runcing. 

“Ouh…Aa … nikmat … oh… “ Dhea semakin meracau. Vaginanya terasa sangat basah dan gatal. Jari tangan dan bibir Doni semakin intens memilin-milin kedua putting Dhea membuat erangan nikmat Dhea semakin menggila.
Tangan Dhea merayap liar membuka sleting celana panjang Doni dan mengeluar penis Doni dari cd yang dikenakan sehingga penis Doni yang sudah sangat tegang dan keras dapat berdiri dengan bebas dan gagahnya.
Penis itu dengan gemasnya di urut dan dikocok mesra oleh tangan Dhea dengan liarnya membuat mata Doni terbeliak-beliak menahan nikmat disela-sela kesibukan mulutnya yang mengisap putting susu Dhea.
Percumbuan mereka yang saling memberi nikmat semakin panas menggelora. Tangan Doni merayap ke bawah, menuju betis Dhea yang indah, membelainya lembut, terus naik ke paha dan berputar-putar disekitar paha dan akhirnya menuju selangkangan Dhea , mengusap-ngusap vagina Dhea yang basah dari balik cd yang masih dikenakan, lalu dengan perlahan cd itu ditarik kebawah hingga lepas darikaki Dhea.
Tapi sebelum Doni bertindak lebih lanjut, Dhea berbisik “A Doni… , kita kekamar Dhea aja..!” sambil berdiri dengan tetap tangannya tetap memegang penis Doni yang tegang keras seolah tak mau dilepaskan.
Mereka berdua berjalan menuju kamar dengan tangan Dhea menuntun Doni dengan memegang penis sebagai pegangan. Doni mengikuti Dhea sambil merasakan denyutan nikmat penisnya yang diremas dan diurut sepanjang perjalanan menuju kamar Dhea.
Begitu tiba di kamar, Dhea langsung menutup pintu, membantu Doni melepaskan bajunya yang sudah basah oleh keringat dan setelah baju Doni lepas, Dhea membuka jilbabnya dan membuka bajun serta bhnya.. Tampaklah dua insan berlawanan jenis yang dilanda nafsu yang menggebu-gebu bertelanjang dada, kemudian dengan terburu Doni melepas celana panjangnya hingga ia kini telanjang bulat, demikian pula dengan Dhea, dia melepas rok panjangnya, hingga ia kinipun telanjang bulat.
Dalam keadaan berdiri telanjang bulat, mereka berpelukan erat dan berciuman kembali dengan penuh gairah dan napas yang ngos-ngosan.
Tangan kanan Doni meremas dan memilin buah dada Dhea sedangkan tangan kirinya meremas pantat Dhea yang montok. “Ouh… “ Dhea kembali melenguh , dia merasakan ada batang hangat yang sangat keras mengganjal di bawah pusatnya.
Dhea sangat penasaran dengan batang hangat yang milik Doni yang pernah ia impi-impikan, Ia berjongkok sehingga mulutnya tepat berada di depan penis Doni yang sedang tegak.
Dengan nafsu yang menggebu, Dhea melahap kepala penis itu, mempermainkan dengan lidahnya dan mengocok-ngocok dengan mulutnya. Hal ini membuat kaki Doni terkejang-kejang menahan nikmat.
“oohhh …. “ Doni melenguh nikmat dengan kaki terangkat dan pantat maju menekan mulut Dhea, hampir saja Dhea tersedak karena multnya tak mampu menampung seluruh batang penis milik Doni. “A… , punya Aa terlalu panjang… , mulut Dhea ‘ngga cukup…”
Doni memberdirikan tubuh Dhea yang sedang berjongkok, lalu kedua tangannya merengkuh tubuh Dhea hingga Dhea dipangku oleh Doni, Doni berjalan menuju kasur dan meletakan tubuh Dhea dengan lembut diatas kasur,Posisi kepala Doni berada tepat di vagina Dhea sedangkan selangkangannya berada di depan wajah Dhea.
Doni telah membuat posisi 69 dengan Dhea. Kemudian dengan rakusnya Doni menciumi dan menjilati vagina Dhea.
Darah Dhea semakin mendidih terbakar nafsu yang semakin tak tertahankan. “Ohhh…Aa …. Oh….nikmat ….ohh..” kepala Dhea menggeleng menahan nikmat yang tak terperi.
Saking ‘ngga tahannya mulutnya kembali mencaplok batang penis Doni yang tegang yang ada di hadapannya dan diapun menghisap-hisap dengan rakus penis tersebut.” Ohhh….”
Posisi 69 ini mereka lakukan cukup lama sambil berguling-gulingan.
Akhirnya mereka berdua sudah tidak tahan lagi. “Ayoo… Aa …. Sekarang… ayoo ouh…” Dhea merengek minta dituntaskan. Doni yang sudah tak tahan memposisikan pinggulnya disela-sela paha Dhea yang terbuka sehingga batang penisnya yang sedang tegak berada tepat dimulut vagina Dhea.
Dengan tak sabar Dhea meraih batang penis itu dan mengarahkan kepala penis itu agar tepat dimulut liang vaginanya dan mengangkat pantatnya agar penis Doni menerobos liang vaginanya, Doni membantu menekan dan....
Blesss…. Penis Doni perlahan-lahan masuk..
“Uhh…..” Dhea mengeluh sambil memejamkan mata menerima sensasi itu
“Ohhhh….” Doni juga mengeluh….
Perlahan-lahan permukaan batang penis Doni bergesekan dengan dinding vagina Dhea. Sensasi nikmat semakin melambungkan tubuh mereka, hingga seluruh batang penis Doni amblas sampai ke pangkalnya. Doni mendiamkan penisnya menancap sejenak menimati rasa nikmat yang menjalar di seluruh peradaran darahnya.
Kemudian Doni mulai mengocoknya perlahan, rasa nikmat itu semakin melambungkan dirinya. Kepala Dhea terlempar ke kiri dan ke kanan menerima sensasi nikmat itu sambil mengeluh “Auh…..ouh… “
Kocokan penis Doni makin lama makin cepat dan bervariasi mengaduk seluruh rongga vagina Dhea yang dapat dicapai oleh penisnya. Dhea semakin menggelinjang menahan dera nikmat “Ouh… Aa … Ouh… nikmat ….oouuhhhhh…..” Dhea semakin mengerang nikmat dan pinggulnya bergerak erotis memberi tambahan sensasi nikmat bagi diri Doni.
Napas Doni semakin terpacu cepat. Tiba-tiba Dhea menggulingkan tubuh Doni, sehingga Dhea berada diatas tubuh Doni. Dhea mengambil kendali, kepala dan dadanya dia angkat dengan bertopang pada kedua tangannya yang bertahan di dada Doni, kedua pahanyanya dia geserkan sehingga dia berada pada posisi merangkat dengan pantat menekan selangkangan Doni sehingga vagina masih mencengkram dengan erat penis Doni.
Lalu dengan cepat Dhea menggoyangkan tubuhnya, kedepan-kebelakang, ke kiri – ke kanan, dan berputar-putar agar penis tegang Doni dapat mengaduk-ngaduk seluruh rongga vaginanya.
“Euh…Aa …euh …. Ouhh… auw ..” Dhea terus mengerang nikmat seiring dengan gerakan pinggulnya yang semakin erotis
Makin lama gerakan pinggul Dhea semakin cepat dan menghentak-hentak tak terkendali dan erangan nikmatnya telah berubah menjadi teriakan-teriakan mengejar nikmat yang terus melemparkan dirinya ke awang-awang. 

Hingga akhirnya pinggul Dhea dia hentakan ke bawah dengan kaku membuat penis Doni amblas sedalam-dalamnya sambil berteriak keras melepas nikmat “Aaaaaahhhkkkss….. “ badannya kaku dan kedua tangannya mencengkram erat dada Doni bagaikan burung elang yang sedang mencakar.
Terjadi kontraksi keras di dalam vagina Dhea menjepit, meremas dan menghisap-hisap penis tegang Doni. Mata Doni terbeliak-beliak menerima sensasi nikmat dari vagina Dhea yang sedang mengalami orgasme yang luar biasa.
Beberapa detik kemudian tubuh Dhea ambruk menindih dada Doni, tapi Doni yang sedang melayang di awang-awang tidak menginginkan sensasi nikmat ini terhenti, dia langsung membalikkan badannya dan meminta Dhea merangkak dengan pantat yang dinaikkan keatas. Walaupun dalam keadaan lelah, Dhea menurutinya. Dhea merangkak nungging, Doni merangkak ke belakang Dhea.
Kemudian tangannya mengarahkan penisnya yang ke liang vagina Dhea yang sudah sangat basah dari belakang, setelah posisinya tepat Doni mendorong pantatnya dan …
Blesss….. kembali penis Doni menerobos vagina Dhea membuat kepala Dhea terdongak ke atassambil mengerang “Auh….Aa ….Aa. ….”
Doni mengayunkan pantatnya dengan cepat sehingga penisnya mengocok-ngocok vagina Dhea dari belakang. Kedua tangannya memegang pinggul Dhea yang seksi sambil suara dengusannya keluar dari mulutnya “Hwess….hes…. hes…”
Kepala Dhea terayun-ayun dan terdongak nikmat menerima hentakan itu, buah dadanya mengayun-ngayun indah sambil mengerang “ouh.. Aa … ouh …Aa .. Aa “
Pinggul Dhea bergerak menyambut setiap hentakan Doni, namun makin lama gerakan pinggul Dhea semakin keras menghentak-hentak, sehingga tumbukkan antara pantat bahenol Dhea dengan selangkangan Doni menghasilkan suara PLOK …PLOK .. yang cukup keras diiringi oleh erangan nikmat yang semakin keras pula “Auh….Aa ….Aa. …. Aa …”
Sambil merangkak bertahan pada tangan kanannya, tangan kiri Dhea memegang tangan kiri Doni yang sedang memegang pinggulnya, kemudian diarahkan ke buah dada kirinya yang sedang menggantung bebas agar Doni meremas-remas dan memilin-milin putting susunya.
Hal itu Dhea lakukan sambil pinggulnya bergerak semakin erotis dan terus mengerang nikmat. Tiba-tiba pinggulnya menekan selangkangan Doni dengan kaku dan kepalanya terdongak ke atas dan berteria “Aaaaaaaakkkkkhhhh……..”
Terjadi lagi kontrkasi yang sangat dalam vagina Dhea yang meremas dan menghisap-hisap penis Doni dengan ganasnya. Lalu …… BRUK … tubuh Dhea ambruk telungkup kehilangan tenaga sehingga penis Doni yang masih tegang tertancap dalam vaginanya terlepas.
Doni yang sedang menuju ke arah puncak, merasa tanggung untuk berhenti sejenak, maka ia membalikkan tubuh Dhea agar telentang dan membuka paha Dhea lebar-lebar dan mengarahkan penis tegangnya ke arah liang vagina Dhea yang benar-benar sangat basah dan merah mengkilat.
Blesss … kembali penis tegangnya Doni tancapkan ke dalam vagina Dhea hingga ke pangkalnya. Pinggul Doni bergerak cepat menjemput nikmat orgasme yang semakin dekat, kedua tangannya meremas-remas buah dada Dhea serta memilin-milin putting susu Dhea yang tegak meruncing.
Dhea mengatahui bahwa orgasme Doni sebentar lagi akan tiba, maka pinggulnya kembali bergerak liar menjemput orgasme Doni. Gerakan pinggul dhea itu dengan cepat menimbulkan rasa nikmat dan membangkitkan kembali gairahnya yang sempat turun karena habis orgasme.
Akhirnya mereka berdua bergerak saling menyambut dengan sangat cepat dan liar. Tubuh Doni dan Dhea mulai menghentak-hentak kaku tak beraturan. Hingga akhirnya Doni menancapkan dalam-dalam penisnya ke dalam vagina Dhea hingga amblas dengan seluruh tubuh yang menegang kaku sambil berteriak “Aaaaaakkkksss ….”
Dheapun menjawabnya dengan teriakan yang sama “Aaaaaaakkkhhh… “
Tubuh keduanya melenting kaku. Lalu....
Cret … cret … cret … , beberapa kali semburan sperma terlontar dari penis Doni dengan erasnya membasahi seluruh rongga di dalam vagina Dhea. Beberapa detik kemudian …. BRUK … tubuh Doni benar-benar ambruk menindih tubuh Dhea yang juga terkapar kelelahan.
Doni menggelosorkan tubuhnya kesamping tubuh Dhea.
Deru napas mereka ngos-ngosan seperti orang yang habis berlari dikejar macan.
Beberapa menit kemudian, mata Dhea terbuka dan memandang Doni dengan rasa puas sambil berkata “Aa ..hebat …. , pantas aja Yanti sering menjerit-jerit keenakan jika bercumbu dengan Aa …” dan Dhea mencium bibir Doni dengan lembut.
Doni tersenyum bangga.
Tidak ada rasa sesal dalam diri Dhea telah berselingkuh dengan suami sahabatnya, yang ada hanyalah rasa puas telah dapat mewujudkan khayalannya untuk bisa menikmati cumbuan dari suami sahabatnya ini.
Tapi Dhea tidak berniat untuk merebut Doni dari sahabatnya. Dhea masih tetap sebagai istri Dedi, pria yang telah terlanjur memerawaninya,.
TAMAT


0 komentar:

Posting Komentar