Selasa, 01 September 2015

Bercinta Dengan Bambang

Rasa perih divaginanya akibat terjangan paksa kontolnya Bambang sudah hilang, yang tinggal sekarang adalah rasa gatal divaginanya yang ingin merasakan garukan-garukan batang kemaluan lelaki, sudah 3 hari ini Dewi kembali tidak dapat merasakan kunjungan batang kemaluan lelaki di vaginanya, selain karena suaminya yang masih berada di Jakarta tapi karena vaginanya yang terasa perih akibat sodokan-sodokan kontolnya Bambang.
Hari ini rasa perihnya berganti dengan rasa gatal yang sangat, tapi apa daya suaminya berada di Jakarta dan ia tidak berani untuk melakukan hal tersebut, karena takut suaminya tahu akan perbuatan dia. Dewi ingin merasakan lagi kebuasan Bambang dalam menyetubuhinya tapi ia tidak mungkin meminta kepada suaminya agar Bambang bisa mengantarnya belanja lagi, karena Yono hari ini masuk kerja dan suaminya tahu tentang ini.

Kalaupun ia lakukan di luar, tetap saja ia takut ketahuan, seandainya ia sedang asyik bermain dengan Yono dihotel tiba-tiba suaminya pulang dan tidak mendapati dirinya ada dirumah, akan banyak pertanyaan yang terlontar dari suaminya, Dewipun semakin gelisah memikirkan semua ini.

Selama tiga hari berada di Jakarta ini, Hendro sama sekali tidak memberikan nafkah batin kepada istrinya Dewi, sebenarnya Hendro ingin sekali melakukan hubungan seks dengan istrinya tersebut, tetapi setiap kali ia berhubungan dengan istrinya, ia hanya dapat bertahan paling lama 5menit saja, Hendro sendiri merasa heran karena setiap ia berhubungan badan dengan istrinya tidak pernah bisa lama, tetapi jika ia melakukannya dengan wanita lain ia bisa melakukan hubungan seks sekitar 15-30 menitan lamanya.

Setelah dipikir-pikir lagi oleh Hendro saat ia melakukan hubungan seks dengan istrinya lalu ia bandingkan dengan saat menyetubuhi wanita lain, ia menyadari bahwa jika ia melakukan seks dengan istrinya, ia tidak pernah melakukan foreplay terlebih dahulu, yang ada begitu istrinya sudah telanjang langsung kontolnya dimasukkan kedalam lubang vagina istrinya Dewi, karena setiap ia melihat Dewi telanjang kontolnya langsung menegang ditambah jika ia sedang menggenjot Dewi, Dewi sendiri hanya diam saja, tidak melakukan gerakan apapun, seolah-olah ia sedang menyetubuhi boneka hidup, sementara jika ia melakukannya dengan wanita lain, ia selalu melakukan warming-up terlebih dahulu, saling jilat saling sedot, ditambah para wanita itu tidak berdiam seperti patung saja, para wanita itu selalu bergoyang kadang diatas, kadang dari belakang ia sodokkan kontolnya, dan juga suara erangan-erangan para wanita itu membuat ia selalu bersemangat, sementara itu Dewi tidak pernah sekalipun mengeluarkan suara erangan-erangan.
Ingin rasanya Hendro meminta Dewi untuk mengulum-ngulum kontolnya terlebih dahulu sementara ia menjilati memek Dewi, tapi Hendro takut Dewi akan tersinggung dengan permintaannya itu, setahu ia Dewi mempunyai pikiran kolot bila melakukan hubungan badan, dalam pikiran Hendro, Dewi adalah seorang istri yang hanya menerima saat melakukan hubungan badan dan tidak mau yang macam-macam, Hendro tidak tahu bahwa Dewi adalah pakarnya dalam melakukan aktivitas seks, dan dalam hal mengulum-ngulum batang kemaluan lelaki.

Ada dalam pikiran Hendro ingin melihat istrinya tersebut disetubuhi oleh lelaki lain dan dilakukan didepan matanya, ia ingin melihat istrinya terangsang, ia ingin melihat lelaki itu menjilati memeknya Dewi sehingga Dewi terangsang, Hendro sering melakukan hal tersebut dengan Erwin, mereka berdua sering menggarap para wanita, dan saat melakukan hal tersebut stamina Hendropun semakin bertambah, ia semakin bersemangat melakukan hubungan seks.

Tapi keinginan Hendro itu tidak pernah terucapkan kepada Dewi, ia takut Dewi marah, ia takut Dewi mengira ia mempunyai penyakit, tapi ia ingin sekali memberikan kepuasan kepada istrinya, ia ingin mendengar istrinya mengerang-ngerang keenakan menikmati sodokan-sodokan kontolnya, sering ia berkeluh kesah kepada Erwin tentang kehidupan seksnya dengan Dewi, dan mengutarakan maksudnya menyetubuhi Dewi berdua dengan Erwin, Erwin hanya tersenyum mendengar hal itu karena ia pernah mengentot istri koleganya itu, dan sangat bertolak belakang dengan yang diceritakan oleh koleganya.

Hari ini dikantor sambil mengerjakan pekerjaannya, pikirannya kembali membayangkan seandainya ia dan Erwin menggarap tubuh Dewi, ia membayangkan secara bergantian ia dan Erwin membuat Dewi mengerang-ngerang keenakan menikmati sodokan-sodokan kontol mereka, ingin rasanya ia melakukan hal tersebut.

Saat itu terdengar suara ketukan di pintu ruangan Hendro, Hendropun menyuruh masuk orang yang mengetuk pintu itu, saat pintu terbuka Hendro melihat sosok Erwin, Hendropun bangkit dari tempat duduknya menyambut kedatangan Erwin, lalu ia mengajak Erwin untuk duduk diatas sofa yang berada diruangannya itu.

“Sudah beres masalah perusahaan ini?”tanya Erwin.

“Sudah, tapi kita butuh seseorang yang bisa dipercaya untuk memimpin perusahaan ini, karena kita kan selalu sibuk di daerah,”jawab Hendro sambil menjelaskan.

“hhhmmm…siapa kira-kira, yang bisa kita andalkan dan dipercaya?,”gumam Erwin.

“Itu yang kumaksud sampai saat ini aku belum menemukan orangnya,”lanjut Hendro.

Keduanya asyik berpikir mencari tahu siapa kira-kira yang tepat menduduki jabatan direktur operasional diperusahaan mereka, posisi itu sangat diperlukan karena Hendro dan Erwin tidak selalu berada di Jakarta, tapi orang tersebut harus yang bias dipercaya dan diandalkan.

“Aaahh…aku tahu, ini ideku saja, entah kamu setuju atau tidak,”seru Erwin.

“Siapa…siapa…orangnya yang menurut kamu pantas dan bisa diandalkan,”tanya Hendro.

“hehehehe…istrimu…dia kan masih keluarga disebutnya dan kita bisa percaya sama dia, karena diakan istrimu,”kata Erwin.

“Ooohhh…iya..kenapa aku gak sampai kesana yach,”sahut Hendro membenarkan.

“Tapi masalahnya, istriku mau tidak, dipusingkan dengan urusan kantor,”gumam Hendro.

“Kamu jelasin saja ke dia permasalahan yang sedang kita hadapi sekarang,”lanjut Erwin.

“Itu yang sulit, aku takut dia nolak, soalnya dia kan sudah lebih 10tahun jadi ibu rumah tangga, kamu bantuin jelasin gimana?”kata Hendro.

“hhhmmm… baiklah nanti kita berdua bicara sama dia, kita jelaskan masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan ini,”kata Erwin.

“Good…ada satu lagi yang aku butuhkan bantuan darimu, Win,”kata Hendro

“Apa,”sahut Erwin
“Bagaimana kalau kamu juga bantuin aku untuk ngerjain istriku,”kata Hendro

“Aaahh…gila, gak aku gak mau,”seru Erwin terkejut mendengar permintaan Hendro, padahal dalam hatinya ia ingin bertemu dengan Dewi lagi dan melakukan persetubuhan lagi dengan Dewi, tapi tidak didepan suaminya.

“Ayo dong Win, kamu kan sudah kuanggap seperti adikku sendiri, kamukan tahu ceritaku, jika aku berhubungan dengan istriku itu tidak pernah bisa lama, sementara dengan wanita lain aku bisa bertahan, kamu kan tahu kitakan sering main bersama,”Hendro melanjutkan permintaannya

“Iya..tapi aku gak bisa, mas. Gak kubayangkan kita melakukan hal tersebut kepada istrimu, bisa-bisa istrimu mencak-mencak, dan gak kebayang olehku aku bias melakukan hal begituan dengan istrimu sendiri,”kata Erwin.

“Kalau soal istriku gampang aja, kita buat dia terangsang, pakai ini,” kata Hendro sambil memperlihatkan botol kecil berisi cairan.

“Apa itu,”tanya Erwin pura-pura bego, tapi ia tahu bahwa itu adalah obat perangsang yang berbentuk cairan dan sangat ampuh, karena barang itu ia pernah gunakan saat mengerjai Dewi dulu.

“Obat perangsang, Win, obat perangsang dan yang ini kualitas no 1, dijamin ampuh, jadi setelah istriku minum ini, dijamin pasti ia terangsang, dan aku juga ingin melihat dia melakukan seks yang liar seperti wanita-wanita yang pernah kita kerjai,”Hendro menjelaskan

“Terserah mas deh, aku nunut aja, tapi aku takut hubungan kita bakalan berantakan gara-gara ini,”sahut Erwin pura-pura terpaksa, tapi dalam hatinya ia bersorak girang karena ia bakalan dapat merasakan lagi jepitan memek Dewi.

“Gak usah takut Win, hubungan kitakan berantakan gara-gara ini, kan aku yang minta sama kamu, kecuali kamu melakukan hal itu diluar sepengetahuanku, aku penasaran apa istriku bisa liar kalau kukasih obat ini,”kata Hendro

“Terus rencananya gimana,”tanya Erwin

“Gini, kita pura-pura buat pesta untuk mengucapkan selamat atas penunjukkan dia sebagai direktur, dan pesta ucapan selamat bergabung dengan perusahaan ini,”Hendro menjelaskan.

“Masa pesta cuman kita bertiga saja, nanti dia curiga, apalagi kulihat istri mas bukan orang bodoh,”Erwin meragukan rencana Hendro.

“hhhmmmm…bagaimana kalau kita ajak Mira, sekretarisku, kan dia nanti juga akan jadi sekretarisnya istriku,”usul Hendro.

“hhhmmm…boleh, tapi nanti hubungan kerjanya gimana kalau tahu,”Erwin meragukan usulan tersebut.

“Hehehehe…kan dua2nya kita kerjain,”Hendro tertawa sambil mengacungkan botol kecil tadi.

“Terus, siapa lagi,”tanya Erwin.

“Hhmmmm..gak tahu aku, gak mungkinkan kubawa orang kantor yang lainnya,”kata Hendro sambil menggelengkan kepalanya.

“Kalau kuundang si Andri dan …. Hhmmmm…aaahhh… Tomi, bagaimana, biar lebih kelihatan kita melakukan pesta,”usul Erwin

“Andri dan Tomi, dua-duanya kan klien kita, boleh…boleh…tapi kita harus bilang sama mereka tentang hal ini dan kita tegaskan kepada mereka untuk tidak menyinggung atau mengulangi tanpa ada kita,”kata Hendro.

“Pasti, untuk masalah mereka biar aku yang tangani, urusan si Mira, hehehehe.. mas Hendro kan bossnya, jadi tugas mas Hendro,”Erwin menyanggupi untul mengatakannya kepada Andri dan Tomi.

“Beres, akan kuundang Mira, tanpa perlu menjelaskan biar berjalan apa adanya, jadi malam ini kita buat pesta seks kecil-kecilan,”kata Hendro

“Oh ya, kita adakan di kamar hotelmu saja, Win, kamu pindah ke suite yang lebih luas biar lebih enak,”usul Hendro.

“Beres, No problem,”sahut Erwin, sambil langsung menelpon hotel tempat ia menginap untuk minta pindah kamar.

Kemudian Hendro beranjak menuju meja kerjanya diambilnya secarik kertas, terlihat ia menulis sesuatu di atas kertas tersebut sambil menanyakan no kamar hotel kepada Erwin, yang kebetulan saat itu sudah selesai menelpon kehotel tempat ia menginap dan telah mendapatkan kepastian no kamarnya, Erwinpun memberitahukan ke Hendro no kamarnya, kemudian kertas tersebut dimasukkannya kedalam amplop, di depan amplopnya nama Dewi ia tulis, kemudian ia suruh sekretarisnya untuk diberikan kepada Bambang untuk disampaikan kepada istrinya dan juga agar Bambang menunggui istrinya.

“Nanti aku ikut denganmu, Win, begitu juga Mira, biar istriku dijemput Bambang dan langsung menuju hotel,”kata Hendro.

“OK, no problem,”Erwin menyanggupi.

Mereka berdua kemudian pergi untuk makan siang dan kembali lagi ke kantor meneruskan pekerjaan mereka, jam 6 sore mereka bertiga meninggalkan kantor, setelah terlebih dahulu menjelaskan kepada Mira bahwa mereka akan mengadakan pesta kecil untuk menyambut bergabungnya direktur operasional, dan tanpa curiga Mirapun mengikuti Erwin dan Hendro, setelah terlebih dahulu menelpon kepada suaminya dirumah untuk mengatakan bahwa ia akan pulang larut malam karena ada pesta penyambutan direktur operasional yang baru.

Bambang yang mendapat perintah untuk pergi kerumah tuannya itu, dan untuk menunggui istri tuannya yang seksi itu, girang bukan kepalang, hatinya membatin moga-moga ia dapat menikmati lagi tubuh seksi nyonyanya itu, apalagi ia tahu bahwa ia mempunyai waktu luang yang cukup banyak untuk mengentot nyonyanya itu, sekarang jam 11.30 siang, sementara nyonyanya itu harus sudah berada di hotel jam 7 malam, jadi kalau berangkat jam 6 sore dari rumah maka nyonyanya itu akan tiba di hotel jam 7-an malam, otaknya sibuk menghitung-hitung waktu luang yang ia punyai.

Sambil mengemudi mobil menuju rumah Hendro, pikiran Bambang sudah dipenuhi dengan bayangan-bayangan tubuh Dewi yang seksi, kedua payudaranya yang besar, dan lubang memeknya yang sempit, semua bayangan itu membuat batang kemaluannya menggeliat, celananya sesak dirasakan oleh Bambang.

Jam di dinding rumah Hendro menunjukkan tepat pukul 12.15, saat itu Dewi mendengar suara mobil suaminya, Dewi menghela nafas mendengar itu,

“mas Hendro pulang, heeh… untung saja, coba kalau tadi aku manggil Pono atau Yono untuk memuaskan aku, bisa berabe,”batin Dewi.

Saat itu Dewi sedang berada di ruangan keluarga menyaksikan siaran TV, sementara keadaan rumah saat itu memang sedang sepi, para pembantunya jam-jam segini sedang pada istirahat, sementara Yono tadi minta ijin untuk pulang kerumah, dan Pono juga minta ijin untuk ikut dengan Yono, sambil menyaksikan TV Dewipun menunggu kedatangan suaminya Hendro masuk kedalam rumah.

Alangkah kagetnya Dewi saat melihat Bambang yang muncul dihadapannya sambil ketawa cengengesan, dan ia melihat Bambang membawa sebuah amplop.

“Tuanmu mana, Bang? dan itu amplop apa?,” tanya Dewi beruntun.

“hehehe…tuan masih di kantor, ini amplop untuk nyonya, dan saya disuruh menunggui nyonya,”kata Bambang sambil cengar cengir, matanya kelayapan ditubuh Dewi.
Saat itu Dewi mengenakan baju tank top, dengan bagian depannya yang cukup terbuka sehingga terlihat belahan payudaranya yang montok, sementara bagian bawahnya ia mengenakan rok mini longgar yang berlipat-lipat, mata Bambang nanar melihat pemandangan itu, biarpun Bambang pernah melihat tubuh Dewi secara jelas tapi tetap saja melihat pemandangan ini mata Bambang hamper tidak berkedip.

Dewipun mengambil amplop ditangan Bambang, lalu membuka serta membacanya, di dalam surat itu suaminya berkata bahwa ia ditunggu di kamar hotel jam 7 malam ini, karena suaminya mengadakan pesta untuk menyambut bergabungnya direktur operasional perusahaan yang baru, setelah selesai membaca surat itu, Dewipun tersenyum,

“Suamiku tidak akan pulang malahan ia menungguku dihotel nanti malam, sementara dihadapanku berdiri Bambang, berarti dalam beberapa jam kedepan aku bakalan puas menikmati kontolnya Bambang mengaduk-aduk memekku,”batin Dewi.

Lalu ia beranjak dari duduknya dan melangkah kedalam kamar tidurnya serta tidak lupa menyuruh Bambang mengikutinya, Bambang tersenyum girang mendengar ajakan tersebut,

“Akhirnya aku dapat lagi menikmati tubuh nyonyaku ini, asyik..,”batin Bambang bersorak girang.

Setibanya di kamar dan setelah mengunci pintu kamarnya, Dewi tidak mau membuang waktu lagi, seluruh pakaiannya ia lucuti sehingga tubuhnya seksi terpampang didepan mata Bambang, melihat itu Bambang juga mengikuti dengan membuka seluruh pakaiannya, Dewi melihat kontolnya Bambang sudah berdiri dengan gagahnya, sudah siap untuk bertempur, kemudian Dewi berjongkok di hadapan Bambang, dengan penuh nafsu kontolnya Bambang mulai dikulum-kulumnya, dijilatinya dan dihisap-hisapnya, akibat perlakuan Dewi tersebut Bambang merem melek jadinya, mulutnya mendesah-desah menikmati selomotan mulut Dewi, kedua tangan Bambang meremas-remas rambut dan kepala Dewi, pantat Bambang terlihat berkedut-kedut menahan rasa nikmat yang luar biasa saat mulut Dewi menghisap kontolnya.

Selama ini Bambang belum pernah merasakan kontolnya dihisap, dikulum dan dijilati, istrinya tidak pernah mau melakukan hal itu, jorok katanya, tapi hari ini akhirnya ia dapat mengalaminya, dengan tidak merasa jijik Dewi nyonya majikannya ini mengemut-ngemut dan menjilati kontolnya.

Tak lama kemudian Dewi berdiri, dan melangkahkan kakinya ketempat tidur sambil tangannya menarik batang kemaluan Bambang, di samping tempat tidurnya Dewi mulai mengangkangkan kakinya tubuhnya ia condongkan kedepan sehingga menempel di tempat tidur, dan Dewi menyuruh Bambang untuk menyodokkan kontolnya dari belakang, Bambang mengikuti kemauan Dewi tersebut, iapun mulai mengarahkan kepala rudalnya ke vagina Dewi dan menyelipkannya disana.

Sleeeeeepppp…..kepala rudalnya mulai terselip di vagina Dewi, Dewipun melenguh saat merasakan lesakan kepala kontolnya Bambang itu.

Dengan perlahan-lahan Bambang mulai mendorong masuk kontolnya kedalam lubang vagina Dewi, Bllleeeeeeessssss…….bleeeeesssss……bleeesssssss…. sampai seluruh batang kemaluannya itu tenggelam di dalam lubang senggama Dewi.

Dengan berpegangan dan sambil meremas-remas bongkahan pantat Dewi, Bambang mulai mengeluar-masukkan kontolnya itu, sssrtttttt…..bleeessss….ssrrtttt …..bleeesssss….sssrrrttt….bleeeessss….

Suara erangan Bambang dan Dewi hampir bersamaan keluar dari mulut mereka merasakan enaknya pergesekan kemaluan mereka,

“sssshhh…aaaahhh….oooohhh…sshhh…aaahhh….oooohhhh…, ”Dewi merintih-rintih keenakan.

“Uuugghhh…oooohhh….aaaagghhh…oooohhhh,”Bambangpun melenguh nikmat.

Irama genjotan Bambang mulai meningkat, yang tadinya dengan perlahan-lahan ia mengeluar masukkan rudalnya dilubang memek Dewi, ia tambah ritme kecepatan keluar masuk batangnya itu, ditambahi dengan tekanan yang lebih saat ia mendorong masuk batangnya, akibatnya tubuh Dewipun tersentak-sentak, aksi Bambang yang sedikit kasar itu membuat Dewi semakin merintih-rintih.

“Oooohhhh….aaaaahhh…ssshhh… tekan yang dalam….aaaahhh… ssshhhh… yang kuat….terusss…yaaahhh…sshhh…aaahhh…,”rintih Dewi

Gerakan Bambang semakin menjadi, hentakan-hentakannya semakin membuat tubuh Dewi tersentak-sentak, kedua tangannya mulai merayap ke payudara Dewi, Dewi yang merasakan tangan Bambang mulai mengelus-elus pinggiran payudaranya mulai sedikit mengangkat tubuh bagian dadanya dengan bertumpu pada kedua sikunya, Bambang tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini dengan gesit tangannya langsung meremas-remas kedua payudara Dewi, remasan tangan Bambang agak sedikit kasar dirasakan oleh Dewi, terutama saat Bambang mencengkram payudaranya seiring dengan tekanan masuk kontolnya, seolah-olah kedua payudaranya itu menjadi tempat pegangan Bambang untuk melesakkan kontolnya masuk lebih dalam di rongga memeknya.

“Ooooohhhh…sssshhh…aaaahhhh….remas Bang, remas tetekku…aaaahhh… yang dalam…entot aku yang dalam…aaaahhhh…ssshhh….. yang kuat…tekan yang kuat ooohhhhh….Bang, enak…nikmat….ssshhhh…,”Dewi semakin merintih-rintih

“Bu…oooohhh…memekmu….legit…Bu,..ssshhh…aaahhh….beg ini….dalamnya… aaahhh….mentokk….Bu….,”Bambangpun mengerang keenakan.

Birahi keduanya semakin menggelegak, nafas keduanya semakin memburu, erangan dan rintihan keduanya semakin sering terdengar, irama keluar-masuk kontolnya Bambangpun semakin bertambah cepat, tangan Bambang semakin kasar mencengkram dan meremas-remas kedua payudara Dewi, terlihat kedua bola mata Dewi sudah tidak nampak hitamnya lagi.

Irama genjotan Bambang sudah mulai tidak beraturan, nampaknya Bambang hampir mencapai puncak kenikmatannya, ia merasakan desakan arus sperma di kontolnya hampir tidak dapat di tahan lagi, Bambangpun semakin mempercepat gerakan keluar masuk kontolnya, sementara itu Dewipun merasakan hal yang sama, desakan cairan birahinya sudah tidak mampu ia bendung lagi, memeknya sudah siap untuk meledakkan cairan birahinya itu, dengan waktu yang bersamaan mereka berdua mengerang menyambut pecahnya birahi mereka.

Creeeettttt…..sssssrrrrrrr…..ccreeeeeettt…ssssrrrr rr….ccreeeettttt….ssssrrrrrrr. Kedua kemaluan mereka saling berbalasan menyemburkan cairan birahi mereka.

“Ooooohhhh…Bu, aku keluaaaarrrr….Bu,…aaaaaahhhhh….eeenaaaakkk…. memek ibuuuuu…betul-betul…eenaaaakkk….sssssshhhh…ooooohhhh…aaahhh,”Bam bang mengerang menikmati puncak kenikmatan yang berhasil ia rengkuh, kontolnya menyemprotkan air maninya dengan kuat, sehingga Dewi dapat merasakan semburan air mani itu di dinding rahimnya.

“Aaakkkuuuu….juga…mbaaaangg, ….oooohhh…sshhhh…oooohhh… keluaaaarrr.. ssshhh….aakkuu…ooooohhh…nikmaaatt….eenaaaakkk…oooo ohhh.. kontolmu… mbang, besaarrr….. enaaaakkkk….,”Dewipun merintih dengan tubuh kelojotan sambil vaginanya menyemburkan cairan birahinya, saat itu juga Bambang merasakan kontolnya menjadi hangat dan ia juga merasakan dinding vagina Dewi berkedut-kedut.

Di wajah Dewi tersungging senyum kepuasan setelah berhasil menuntaskan hasrat seksualnya yang selama 3 hari ini tidak pernah terlampiaskan, sementara Bambangpun tersenyum bangga karena berhasil kembali menikmati tubuh nyonyanya yang seksi ini.

Bambang merasakan kontolnya perlahan-lahan mulai menciut, dan kemudian dengan sendirinya terlepas dari jepitan memek Dewi, saat itu ia melihat air maninya mulai mengalir keluar perlahan-lahan dari memek Dewi, lalu iapun merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, Dewi yang masih tertelungkup dan merasakan kontolnya Bambang terlepas dari jepitan memeknya, ia merasakan aliran air mani Bambang bercampur dengan cairan birahinya perlahan-lahan mengalir keluar dari memeknya.

Dengan tubuh masih menelungkup diatas tempat tidur, Dewipun memejamkan matanya untuk menikmati rasa puas yang barusan saja berhasil ia rengkuh, selang tak lama Dewipun beranjak ke kamar mandinya untuk membasuh dirinya, melihat itu Bambangpun mengikutinya, merekapun mandi bersamaan, Dewi menyabuni tubuh Bambang, Bambangpun menyabuni tubuh Dewi, akhirnya tongkat wasiat Bambangpun kembali menegang dan mereka kembali melakukan persetubuhan itu di kamar mandi.

Sampai jam 5 sore, Dewi berhasil mencapai kepuasannya sebanyak 4 kali, begitu juga Bambang, Dewipun segera berpakaian setelah membersihkan dirinya untuk ketiga kalinya dan juga setelah kenyang menikmati tongkat wasiat Bambang, sementara itu Bambang setelah berpakaian segera menyalakan mobilnya dan menunggu nyonyanya selesai berdandan, hari ini Bambang merasa puas luar biasa, kontolnya 4 kali berhasil menerobos masuk di lubang senggama nyonyanya itu dan memuntahkan air maninya, Bambang merasa lelah di tubuhnya dan juga lututnya, tapi semua itu tertutup oleh rasa puasnya.

Dalam perjalanan ke hotel, Dewi dan Bambang tidak bercakap-cakap sedikitpun, apalagi Dewi duduk di belakang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa di antara mereka berdua, Dewipun melangkahkan kakinya menuju kamar hotel yang ada di surat suaminya tadi.

Tamat

0 komentar:

Posting Komentar