Jumat, 01 Mei 2015

Arthur - Sweet Reunion

Capek euy! Saya menggumam dalam hati di dalam lift. Saya rapat ditempat client dari jam 2 siang sampai jam 6 sore. Kepala sedikit pusing dan repot keroncongan. Di lobby gedung Sudirman Square Office, saya mampir ke Café Oh La La untuk beli makanan. Sambil makan sandiwich dan minum kopi, saya masih memikirkan hasil dari rapat. Tidak berapa lama saya mendengar ada yang memanggil saya.

"Arthur?"

Saya mengangkat kepala dan di sebelah saya ada seorang wanita membawa nampan berisi croissant dan coca cola.

"Ya ampun, Lily? Apa kabar?" tanya saya dengan gembira.

Saya berdiri lalu memeluk dan mencium pipi Lily (bukan nama asli). Lily pernah masuk dalam cerita saya berjudul "Arthur: Kembali Ke Jakarta (1)". Lily mengenakan jas dan rok ketat berwarna coklat muda dan kemeja berwarna biru. Rambutnya masih dibiarkan tumbuh panjang sedikit melewati bahu dan ia highlight berwarna coklat tua. Tubuhnya masih terlihat sekal dan sexi. Lily membalas pelukan dan ciuman saya.

"Hi, lama nggak ketemu" kata Lily.

Lily duduk disebelah saya dan kita saling berpandangan dengan gembira.

"Kapan pulang dari Amerika?" tanya saya.
"Udah dari tahun 2002" jawab Lily.
"Gimana kabar Doni?"
"Kita udah putus dari tahun lalu"

Lily sekarang bekerja di sebuah kantor konsultasi keuangan di Sudirman Square Office. Kami saling berbagi cerita sambil tertawa-tawa.

"Eh, souvenir kamu yang di kasih waktu di airport masih ada tuh" kata saya.
"Oya? Minta lagi dong, sayang tuh bagus celana dalamnya" kata Lily sambil tertawa.

Waktu menunjukkan jam 19:00, saya menawarkan untuk pergi makan malam tapi Lily menolak.

"Nggak bisa malam ini, saya ada rapat keluarga karena saudara sepupu saya mau nikah Sabtu ini dan saya yang menjadi ketua panitia" kata Lily dengan kecewa.
"Nggak apa-apa kalau nggak bisa, besok malam gimana?"
"Sip!" jawab Lily dengan mantap.

Kami berdua lalu beranjak menuju lift untuk ke tempat parkir di basement. Lily berdiri agak merapat di samping saya dan saya dengan lembut merangkul bahunya. Entah kenapa kita berdua sepertinya lengket sekali. Pintu lift terbuka lalu kita masuk. Hanya ada kita berdua di lift. Saya tidak tahu siapa yang mulai duluan, tapi yang pasti kita berdua langsung berciuman dengan ganas. Kami ber-french kiss dengan penuh nafsu.

"TING!" bunyi bel di lift menandakan pintu akan terbuka, kita langsung melepaskan diri kemudian keluar dari lift.

"Ke mobil saya dulu yuk" kata saya.

Saya menggandeng Lily ke mobil Toyota Land Cruiser 1998 saya yang diparkir tak jauh dari lift. Tempat parkir Sudirman Square Office menurut saya kurang bagus karena penerangan di garasi ini agak kurang sehingga tempatnya terlihat agak remang-remang. Mobil saya terpakir di antara dua pillar dan menghadap kedalam. Tidak ada lampu garasi di atas mobil saya sehingga mobil saya terlihat sangat gelap. Saya naik ke mobil dan duduk di belakang kemudi sedangkan Lily duduk di sebelah saya. Kita kembali berciuman. Saya membuka blazer Lily lalu melemparkan ke jok belakang. Lily meremas-remas kontol saya lalu dengan cepat membuka risleting celana saya kemudian mengeluarkan kontol saya dari balik celana dalam. Tangan saya langsung menggerayangi payudara Lily dari balik BHnya. Gairah dan nafsu kita terasa memuncak dan tak terbendung.

Saya merebahkan sandaran jok saya demikian juga si Lily sehingga kita berdua dalam posisi rebahan di jok mobil. Lily membungkukkan dirinya kehadapanku lalu mulai menghisap kontolku. Nikmat sekali. Saya menikmati lidah Lily menyusuri batang kontol kemudian turun ke biji lalu mengulumnya. Saya menarik pinggul Lily lalu roknya saya singkap keatas pinggulnya. Ia mengenakan celana dalam warna hitam tapi yang modelnya agak biasa. Saya mengelus-elus selangkangannya. Hal ini membuat Lily semakin nafsu dan ia menyedot kontolku semakin kuat. Hal ini membuat saya tak tahan, saya langsung memutar posisi tubuh Lily sehingga ia menindih saya tapi dalam posisi 69. Ini pertama kali saya bercinta di mobil dan membuat saya semakin bergairah.

Celana dalam Lily langsung saya perosoti. Tetapi agak susah karena ruang gerak agak terbatas. Akhirnya saya sentak sedikit celana dalamnya sehingga robek dibagian selangkangan. Nafas Lily tersentak tapi ia kembali mengulum kontolku. Ia membuka celana panjang dan celana dalam saya sehingga lolos kebawah kaki saya. Vagina Lily masih tercium wangi dan bulu kemaluan Lily masih dalam keadaan dicukur pendek dan rapih. Lily memang telaten dalam merawat alat vitalnya. Saya langsung menjilat seluruh vagina dan anusnya. Lily melenguh dengan keras dan membalas dengan menghisap kontolku dengan keras.

Puas ber-69, Lily mengubah posisinya. Ia tetap menindih tubuh saya tetapi menghadapku. Kita kembali berciuman. Lily membuka kancing-kancing kemejanya sehingga dengan mudah saya bisa meremas payudaranya yang besar. Kontolku yang tegang digenggam Lily lalu ia memasukkannya ke vaginanya. AC mobil yang dingin tidak membuat kita berdua kedinginan justru sebaliknya kita malah keringatan. Dengan gemas saya meremas-remas payudara Lily sementara Lily menggenjot kontolku dalam vaginanya. Saya mencoba menahan gerakan tubuh Lily agar jangan terlalu keras supaya tidak membuat mobil bergoyang-goyang. Kalau ketahuan satpam bisa repot nih.

Lily menghunjam vaginanya dengan kuat ke kontolku sementara nafasnya memburu. Putingnya tak henti-hentinya saya lumat dan gigit dengan gemas. 7 menit bersetubuh, peju saya keluar dalam vagina Lily. Lily menggelinjang dalam pelukanku sambil merapatkan kedua pahanya lalu ia merebahkan tubuhnya di dadaku. Kita masih berciuman beberapa menit lalu kita kembali berpakaian.

"Goyangan kamu masih maut" pujiku.
"Hehehe, kayaknya kontol kamu semakin besar deh," kata Lily sambil tersenyum.

Kita langsung berpakaian dan saya lalu mengantar Lily ke mobilnya yang terletak tak jauh dari mobil saya. Sebelum Lily turun dari mobil, ia mencium bibirku lalu masuk ke mobilnya.

"Nanti saya telepon ya" kata Lily.

Sabtu, 4 September 2004

Kemarin saya menerima undangan pernikahan sepupu Lily. Oleh karena itu saya memutuskan untuk datang. Jam 19:15, saya sudah tiba di hotel yang megah di kawasan Senayan. Ruang pernikahan yang diadakan di lantai 1 didekorasi dengan mewah dan indah. Di pintu masuk terdapat banyak papan karangan bunga yang dikirim dari berbagai perusahaan. Sepupu Lily adalah orang Menado tetapi menikah dengan orang Jawa sehingga pesta resepsi ini dilangsungkan dalam nuansa Jawa. Saya melihat Lily sedang berdiri dekat meja penerima tamu mengenakan baju kebaya berwarna biru muda dan kain songket berwarna senada serta ia mengenakan konde modern. Begitu ia melihat saya, ia langsung melambaikan tangannya padaku. Saya sempat terpesona melihat kecantikan Lily mengenakan kebaya. Tubuhnya terlihat terbentuk dengan indah dibalik kebayanya yang ketat. Payudaranya menjadi terlihat lebih besar. Saya perhatikan beberapa tamu pria asyik meliriki Lily.

Karena antrian tamu cukup panjang, Lily menemani saya makan malam. Kami makan sambil menonton acara pemberkatan di gereja yang diadakan tadi pagi yang ditayangkan di jumbo screen dipojok ruangan. Selesai makan, saya ditemani oleh Lily memberi ucapan selamat kepada pengantin. Jam 20:15, si Lily berbisik pada saya.

"Saya lagi horny, ikut saya yuk"

Kita berdua keluar dari ruangan resepsi lalu menuju ke lift. Kami naik ke lantai 15 dan masuk ke kamar nomor 1505. Kamar agak berantakan dan terdapat banyak baju-baju serta tas-tas yang berserakan di lantai. Rupanya kamar ini dipakai untuk ruang ganti panitia. Begitu pintu ditutup, Lily langsung mencium saya. Sambil ciuman, saya membuka jas lalu dilempar ke tempat tidur. Saya mencoba meremas payudara Lily tapi ditepis dengan halus oleh Lily.

"Jangan dipegang dulu sayang, takut nanti kebayanya berantakan"

Lily lalu membuka songketnya kemudian ia lipat dengan rapih. Lily kini hanya mengenakan kebaya dan celana dalam thong dan sepatu hak tinggi. Pemandangan ini benar-benar menggairahkan saya sehingga kontol saya langsung ngaceng. Saya langsung membuka celana panjang dan celana dalam. Lily lalu membalikkan tubuhnya membelakangi diriku lalu ia bersandar pada kursi rias. Saya mengakangi kakinya dan meminta tubuhnya dibungkukkan agar saya bisa memasukkan kontolku lebih dalam. Sebelumnya celana dalamnya saya tarik kebawah. Saya benar-benar horny melihat Lily dalam posisi ini.

Langsung kontolku menerobos vaginanya. Lily menjerit kecil. Jeritannya membuat nafsu saya semakin menggebu-gebu. Dengan sedikit kasar, saya meremas pantat Lily sambil menggoyangkan pantatku maju mundur. Lily mengimbangi goyanganku sambil ikut memaju-mundurkan pinggulnya. Bayangan kami berdua terlihat begitu sensual dikaca rias. Entah kenapa malam itu peju saya keluar agak cepat. Mungkin karena saya agak lelah karena tadi pagi hingga siang main golf. Begitu peju saya keluar. Lily dan saya melenguh dengan keras dan puas. Lily menyandarkan dirinya sebentar di meja rias dalam posisi menungging sementara saya mengeluarkan kontolku dari vaginanya.

"Enak sekali sayang," kata Lily sambil tersenyum manja.
"Nanti lanjutin lagi ya," kata saya sambil membelai punggung Lily.

Tiba-tiba handy-talkie Lily berbunyi.

"Lily, acara foto keluarga mau dimulai, kamu dimana?"

Kami berdua tertawa lalu cepat-cepat mengenakan baju kemudian turun kebawah.

Rabu, 8 September 2004

Pulang kantor, saya menelepon Lily. Cukup lama kita ngobrol ditelepon. Lily bercerita bulan November nanti ia mau ke Amerika untuk mengunjungi adiknya. Karena dibulan itu sudah mulai memasuki musim dingin, Lily ingin ke Bandung weekend ini untuk beli baju hangat. Ia meminta saya untuk menemaninya. Dengan senang hati saya menerima ajakannya.
Jam 7 pagi, saya sudah tiba di rumah Lily. Kita ke Bandung naik mobil Land Cruiser saya dan ingin pergi pagi karena takut macet di jalan. Setelah pamit dengan orang tua Lily, kami langsung berangkat menuju jalan tol Cikampek. Ngobrol dengan Lily serasa tidak ada habis-habisnya. Berbagai macam cerita lucu ditempat kerja atau selama masih di Amerika kami bagi bersama. Sambil bercerita, tangan Lily mengelus-elus kontolku. Karena tak tahan dielus-elus, saya membuka risleting celana lalu Lily mengeluarkan kontolku. Lily langsung mengulum kontolku sembari saya menyetir mobil.

Saya terpaksa mengurangi kecepatan mobil karena takut mengalami kecelakaan. Bayangkan menyupiri mobil dengan kecepatan 90 km/jam sambil kontol anda dihisap tentu membutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi. Salah sedikit akan celaka. Sambil menikmati kontol dihisap, saya membelai kepala Lily. Selang beberapa menit kemudian, peju saya muncrat didalam mulut Lily. Lily menelan semua peju dan menjilat kontol saya sampai bersih. Selesai dihisap kontol, saya langsung kembali memacu mobil dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai di Bandung. Jam 9 pagi kami tiba di Bandung dan langsung check in di Hotel Hyatt di belakang Bandung Indah Plaza. Sengaja pilih hotel ini karena dekat kemana-mana.

Begitu masuk ke kamar, tanpa basa-basi, saya langsung mendorong Lily ke tempat tidur dan rok mininya saya buka beserta celana dalamnya, dengan penuh nafsu vagina Lily saya jilat. Lily mengerang dengan penuh nikmat setiap kali lidah saya menjilat klitorisnya. Lily membuka kaos dan BHnya kemudian ia meremas-remas payudaranya sendiri. Puas menjilat vaginanya, saya langsung membuka celana dan baju saya sehingga kita berdua telanjang bulat lalu saya masukkan kontolku ke vagina Lily dalam posisi missionary.

Tubuh kita yang saling berkeringat bergoyang dalam satu irama. Saya memegang kedua belah paha Lily yang terjuntai di pundak saya. Lily menikmati kontol saya sambil memejamkan matanya. Tak henti-hentinya mulunya mengeluarkan suara "oohh" dan "ahh" dengan memekik. Sembari menggenjot kontolku dalam vaginanya, tangan kanan saya meremas-remas payudara Lily yang berukuran 36 C. Kulit Lily yang putih bersih membuat tubuh Lily terlihat sangat indah dan sensual. Beberapa lama kemudian, saya ejakulasi dalam vagina Lily. Lily memekik dengan keras sambil mencengkeram pundak saya dengan keras. Wajah Lily terlihat menikmati orgasme yang baru saja dialami. Setelah bersetubuh, kami lalu tidur tanpa mengenakan sehelai benang.

Seharian kami habiskan waktu di outlet di sepanjang jalan Martadinata. Lily sibuk mencari pakaian-pakaian hangat yang ia perlukan selama di Amerika. Walaupun hanya pergi 3 minggu, tetapi dasar wanita kebutuhannya terlihat banyak sekali. Jam 19:00, kami pergi ke The Valley di daerah Dago untuk makan malam. Pemandangan dari restaurant The Valley sangat romantis.

Selesai makan malam, kami tiba di hotel jam 22:00. Malam itu kami tidak bersetubuh tapi hanya nonton tv tanpa mengenakan baju. Sambil nonton TV, saya memijit punggung Lily yang mulus dan putih.

Minggu, 12 September 2004

Pagi hari kami terbangun jam 7 pagi. Saya terbangun karena merasakan ada rasa geli di daerah selangkangan saya. Begitu terbangun, ternyata saya melihat Lily sedang menghisap kontol saya. Saya mengelus punggung dan pantatnya lalu mengelus vaginanya. Setelah menghisap kontol saya, saya meminta Lily nungging di tempat tidur lalu saya berlutut di belakang Lily. Saya membuka belahan pantat Lily kemudian saya mulai menjilat anus dan vaginanya. Lily mendesah-desah dengan penuh nikmat. Anus dan vagina Lily basah oleh jilatan lidah saya. Kemudian saya arahkan kontolku ke anus Lily. Lily sedikit mengerang kesakitan saat kontol saya memasukin anusnya. Pelan-pelan saya masukkan kontolku sehingga masuk seluruhnya kemudian kembali pelan-pelan saya tarik keluar. Begitu seterusnya sampai Lily terbiasa. Kontol saya terasa seperti diremas-remas dalam anus Lily.

Lily mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur. Saya memegang pinggulnya lalu mengikuti irama goyangan Lily. Kelihatannya Lily tidak begitu menikmati posisi ini tetapi ia tetap membiarkan saya menyetubuhi anusnya. Saya menggenjot anusnya secara perlahan-lahan karena tidak mau membuat Lily kesakitan. 6-7 menit saya menggenjot anusnya sampai ejakulasi dan peju saya mengisi anus Lily. Dengan nafas terengah-engah, Lily tengkurap di tempat tidur kemudian ia bangkit berdiri lalu ke kamar mandi untuk bilas diri.

Selesai sarapan, kami ke Rumah Mode di Jalan Setiabudi lalu makan siang di restaurant Tomodachi di Pasir Kaliki. Karena tadi pagi saya men-sodomi Lily, ia terpaksa jalannya agak pelan dan sedikit ngangkang. Saya agak kasihan melihatnya.

"Kamu sih pagi-pagi udah main sodomi, sakit nih sekarang mau jalan" kata Lily.

Selesai makan siang, Lily minta diantar kembali ke outlet di Jalan Martadinata. Disana, ia kembali mencari-cari baju dan barang-barang yang ia perlukan untuk oleh-oleh. Saya menjadi tertarik untuk ikut beli beberapa baju dan celana. Saat sedang belanja, tiba-tiba saya dikagetkan oleh suara wanita yang menegur Lily. Ternyata wanita itu adalah teman baik Lily selama di San Francisco. Namanya Wanda (bukan nama asli). Saya kenal dengan Wanda walaupun tidak kenal dekat. Kami bertiga ngobrol sebentar kemudian kita sepakat untuk janjian ketemu depan outlet setelah selesai belanja.

Jam 16:00, kami bertiga menaiki mobil saya. Bagasi saya penuh dengan tas belanjaan. Wanda tiba di Bandung tadi pagi siang kereta. Setelah check in di hotel Jayakarta di kawasan Dago, ia langsung naik taksi ke outlet. Rencananya ia mau kembali ke Jakarta besok pagi naik kereta. Kami bertiga ngobrol sambil makan snack di restaurant bernama BMC. 3 jam kami ngobrol disana sampai akhirnya kami tidak enak sendiri dengan pelayan restaurant. Jalan-jalan keliling Bandung rasanya tidak menarik lagi karena badan lelah. Wanda menawarkan untuk berendam di jacuzzi di hotelnya. Saya dan Lily tertarik dengan ide itu.

Akhirnya kami kembali dulu ke hotel Hyatt untuk mengambil baju berenang lalu kita langsung menuju ke hotel Jayakarta. Kami berganti baju di kamar Wanda. Kelihatannya Lily dan Wanda cukup sopan untuk tidak mengenakan baju berenang model bikini. Jacuzzinya terletak disamping kolam renang. Rasanya enak sekali berendam di air hangat yang airnya bergolak. Rasanya seperti dipijat-pijat. Kembali sambil berendam, kita ngobrol-ngobrol tentang pengalaman selama di SF. Banyak cerita dan kejadian lucu yang membuat kita tertawa terbahak-bahak.

Jam 21:00 kami keluar dari jacuzzi. Udara Bandung yang dingin membuat kami menggigil saat keluar. Kami bergegas handukan kemudian jalan ke lift lalu langsung masuk ke kamar Wanda. Di kamar Wanda, Lily langsung buru-buru minta ijin untuk mandi duluan karena ia merasa kedinginan sekali. Wanda ikut masuk ke kamar mandi dan mandi bersama Lily. Saya belum menceritakan fisik Wanda. Ia berambut pendek, hidung mancung dan berkulit putih. Payudaranya saya taksir berukuran 34A, pantatnya cukup padat dan tidak besar. Ia orang Jawa peranakan Belanda. Anaknya cukup populer di SF tetapi saya kurang bergaul dengannya. Sambil menunggu kedua wanita itu mandi, saya nonton TV.

15 menit kemudian mereka keluar dari kamar mandi. Lily hanya menggunakan handuk yang menutupi sedikit bagian dadanya sedangkan Wanda menggunakan jubah kamar.

"Wow sexi sekali" kata saya menggoda Lily.
"Iya nih, ternyata Lily semok banget ya," kata Wanda sambil menepuk pantat Lily.

Lily hanya tertawa-tawa melihat kelakuan kita. Saya langsung masuk kamar mandi dan berbilas. 5 menit kemudian saya keluar dari kamar mandi. Begitu membuka pintu, si Wanda sedang berdiri membelakangi pintu kamar mandi mengenakan BH long torso warna hitam dan celana dalam thong. Rupanya ia sedang memandang dirinya di cermin besar yang diletakkan di depan kamar mandi. Begitu melihat saya membuka pintu kamar mandi, Wanda langsung kaget kemudian ia sigap meraih handuk yang disampirkan diatas koper untuk menutupi dirinya. Saya sempat kaget sedangkan Lily tertawa.

"Hahaha.. Udah nggak malu. Toh Arthur udah liat elo pakai baju berenang. Eh kontol Arthur gede loh, liat tuh udah ngaceng dibalik celana dalamnya," kata Lily sambil menunjuk kontolku.

Saya jadi malu diperhatikan oleh dua wanita itu. Lily kemudian membuka handuk yang membalut tubuh Wanda. Lily sendiri tubuhnya masih dibalut handuk. Rupanya tadi si Wanda sedang memamerkan pakaian dalam yang baru ia beli tadi siang di outlet. Handuk yang membalut tubuh Wanda jatuh di lantai dan saya memandang tubuh Wanda yang ditutupi oleh BH long torso warna hitam dan celana dalam thong warna hitam. Kelihatan cukup seksi. Lily kemudian mendekati saya lalu membuka handuk yang saya ikat di pinggangku. Wanda tersentak melihat kontolku yang berdiri tegak dibalik celana dalam. Lily berdiri dibelakang saya sambil meraba kontolku dari belakang

"Tadi Wanda bilang di kamar mandi, 'eh kontol Arthur gede ya, kayaknya dari tadi berdiri terus selama di jacuzzy'" kata Lily.

Saya tersenyum melihat Wanda yang agak kikuk. Saya hampiri Wanda kemudian saya cium bibirnya sambil meraba payudaranya dari balik long torso. Wanda langsung membalas ciumanku dan mulai meremas kontolku. Tangannya ia masukkan ke celana dalamku lalu kontolku diremas-remas. Saya menarik long torsonya kebawah sehingga payudara Wanda langsung terlompat keluar. Putingnya yang berwarna coklat muda mulai kuhisap sambil kuremas-remas payudaranya. Wanda mendesah-desah dengan penuh nikmat. Sambil tetap menghisap putingnya, tangan kanan saya menyusuri seluruh tubuhnya lalu mengarah ke daerah selangkangan. Vaginanya langsung saya elus-elus. Wanda menggelinjang tiap kali jari saya menyentuh klitorisnya.

Lily yang sudah telanjang bulat masih berdiri di belakang saya, lalu ia membuka celana dalam saya kemudian ia jongkok dihadapan saya. Ia langsung menghisap kontolku sambil ikut-ikutan meremas pantat Wanda. Wanda mendesah dengan keras. Tangan kanan Wanda mengelus kepala Lily sedangkan tangan kirinya memegang bahu kiriku. Saya kemudian mendorong Wanda ke tempat tidur. Wanda membaringkan dirinya dalam posisi telentang. Saya mengangkangkan kaki Wanda lalu membuka celana dalamnya. Tampak vaginanya yang ditutupi oleh bulu kemaluan tapi tidak begitu lebat. Saya nungging didepan Wanda lalu mulai menjilat vaginanya. Wanda menjerit semakin keras sambil mencengkeram sprei tempat tidur.

Dalam posisi nungging, Lily menyelinap diantara kedua kaki saya dan kembali menghisap kontolku. Lily ternyata gemar sekali menghisap kontolku. Tetapi kali ini ia tidak saja menghisap kontolku tapi menjilat seluruh selangkangan dan biji dan naik hingga ke belahan pantat dan menjilat anusku. Rasanya sangat geli dan menggairahkan. Sambil menjilat anus saya, tangan Lily sibuk mengocok kontolku. Benar-benar suatu sensasi kenikmatan yang indah. Hasrat saya benar-benar terasa diubun-ubun kepala. Saya menarik pinggul Wanda untuk lebih dekat ke pinggir tempat tidur lalu saya arahkan kontolku ke vaginanya. Dengan gemas saya masukkan kontolku ke vagina Wanda dan langsung menghujamkannya dengan keras. Wanda menjerit dicampur dengan suara desah.

Lily yang tadinya duduk di karpet dibawah kaki saya, mengganti posisi. Ia sekarang naik ketempat tidur lalu jongkok diatas muka Wanda. Wanda langsung menyambut vagina Lily dan menjilatnya. Sambil menikmati jilatan dari Wanda, Lily membungkukkan tubuhnya dan meremas payudara Wanda. Keduanya saling memberikan rangsangan yang nikmat. Bosan dengan posisi missionary, saya membalikkan tubuh Wanda dalam posisi doggy style. Kembali kontolku mengisi liang vagina Wanda.

Wanda mengikuti irama gerakan tubuhku sehingga kontolku melesak lebih dalam di vaginanya. Lily tak mau ketinggalan. Ia beringsut kebawah tubuh Wanda lalu berciuman dengan Wanda. Wanda yang tadinya dalam posisi sedikit nungging akhirnya menindih tubuh Lily sehingga Lily dan Wanda berada dalam posisi berpelukan sambil ciuman. Posisi ini membuat kontol saya menjadi semakin rapat dijepit kedua belah paha Wanda.

Pertahanan saya akhirnya jebol dan saya memuntahkan pejuku di dalam vagina Wanda. Wanda sempat mengejangkan tubuhnya menikmati orgasme yang ia alami. Saya langsung membaringkan tubuhku disamping kedua wanita itu yang masih dalam posisi berpelukan. Lalu Lily melepaskan dirinya kemudian ia rebahan disebelahku. Kita bertiga tertidur dalam keadaan telanjang dimana sebelah kiri saya adalah Wanda dan sebelah kanan adalah Lily.

Setelah tidur kira-kira setengah jam, kembali kita bertiga bersetubuh. Kali ini Lily yang mendapatkan giliran pertama saya setubuhi sedangkan Wanda lebih suka menonton sambil menggosok-gosok vaginanya sendiri. Setelah Lily saya puaskan, Wanda langsung mendapatkan jatah dan kali ini saya menyetubuhi anusnya.

Malam itu kita bertiga tidur di kamar Wanda. Hari Senin, kita masih sempat bersetubuh dan baru check out jam 12 siang. Wanda ikut pulang ke Jakarta dengan kita.

Sejak itu, saya sekarang menjadi kekasih Lily.

TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar