Ivan namaku berpostur tinggi dengan berat yang
ideal serta penampilan dan wajah keren kalau kata teman-temanku,
saat ini aku berusia 24 tahun, kelahiran Bandung. Terus terang aku
termasuk lelaki yang mempunyai libido seks tinggi dan butuh variasi
yang bermacam-macam dalam melakukan hubungan seks. Saat ini aku
sudah bekerja dan mempunyai posisi yang cukup bagus. Serta sudah
mempunyai seorang istri yang cantik dan berkulit putih mulus dengan
postur tubuh yang menarik serta selalu merangsang nafsuku.
Cerita yang akan kutampilkan ini adalah pengalamanku beberapa
waktu lalu. Saat itu aku mendapat undangan dari seorang teman lamaku
yang bernama Jay. Jay adalah temanku semasa kuliah dulu di kota
Surabaya. Sejak lulus dari kuliah kami tidak pernah bertemu, tetapi
komunikasi melalui telepon tetap berjalan lancar. Saat ini dia juga
sudah menikah, dan aku belum mengenal istrinya. Dia juga saat ini
sudah berkerja di salah satu perusahaan besar di Surabaya, sedangkan
aku berkerja di Jakarta sampai sekarang.
Pada saat menghubungiku, Jay mengatakan bahwa dia akan berada di
Jakarta selama satu minggu lamanya dan tinggal sementara di sebuah
apartemen yang telah disediakan oleh perusahaannya. Dia juga datang
bersama istrinya dan saat ini mereka juga belum mempunyai anak
seperti aku dan istriku, maklum kami kan masing-masing baru menikah
dan masih fokus ke karir kami, baik istriku ataupun istri Jay hanya
ibu rumah tangga saja, sebab kami pikir kondisi itu lebih aman untuk
mempertahankan sebuah rumah tangga, karena dunia kerja pergaulannya
menurut kami tidaklah aman bagi istri-istri kami.
Malam itu sampailah kami di kamar apartemen yang dihuni oleh Jay
dan istrinya.
"Hai.. Jay gimana kabar kamu, sudah lama yach kita nggak ketemu, kenalkan ini istriku Lusi," kataku.
"Hai Van, nggak ngira gua kalau bakalan bisa ketemu lagi sama kamu, hai Lusi.. apa kabar, ini Sari istriku, Sari ini Ivan dan Lusi.." kata Jay balik memperkenalkan istrinya dan mengajak kami masuk.
"Hai.. Jay gimana kabar kamu, sudah lama yach kita nggak ketemu, kenalkan ini istriku Lusi," kataku.
"Hai Van, nggak ngira gua kalau bakalan bisa ketemu lagi sama kamu, hai Lusi.. apa kabar, ini Sari istriku, Sari ini Ivan dan Lusi.." kata Jay balik memperkenalkan istrinya dan mengajak kami masuk.
Kemudian kami ngobrol bersama sambil menikmati makanan yang telah
disiapkan oleh Jay dan Sari. Kulihat Lusi dan Sari cepat akrab
walaupun mereka baru ketemu, begitu juga dengan aku dan Jay.
Ketika Sari dan Lusi asyik ngobrol macam-macam, Jay menarikku ke
arah balkon yang ada dan segera menarik tanganku sambil membawa
minuman kami masing-masing.
"Eh.. Van gua punya ide, mudah-mudahan aja elo setuju.. karena
ini pasti sesuai dengan kenakalan kita dulu.. gimana.." kata Jay.
"Mengenai apa.." kataku.
"Tapi elo jangan marah ya.. kalau nggak setuju.." kata Jay lagi.
"Oke gua janji.." kataku.
"Begini.. gua tau kita kan masing-masing punya libido seks yang tinggi, gimana kalau kita coba bermain seks bersama malam ini, dengan berbagai variasi tentunya, elo boleh pakai istri gua dan gua juga boleh pake istri kamu, gimana.." ucap Jay.
"Ah.. gila kamu.." kataku spontan.
"Mengenai apa.." kataku.
"Tapi elo jangan marah ya.. kalau nggak setuju.." kata Jay lagi.
"Oke gua janji.." kataku.
"Begini.. gua tau kita kan masing-masing punya libido seks yang tinggi, gimana kalau kita coba bermain seks bersama malam ini, dengan berbagai variasi tentunya, elo boleh pakai istri gua dan gua juga boleh pake istri kamu, gimana.." ucap Jay.
"Ah.. gila kamu.." kataku spontan.
Tetapi aku terdiam sejenak dan berpikir sambil memandangi Lusi
dan Sari yang sedang asyik ngobrol. Kulihat Sari sangat cantik tidak
kalah cantiknya dengan Lusi, dan aku yakin bahwa sebagai laki-laki
aku sangat tertarik untuk menikmati tubuh seorang wanita seperti
Lusi maupun Sari yang tidak kalah dengan ratu-ratu kecantikan
Indonesia.
"Gimana Van.. kan kita akan sama-sama menikmatinya, tidak ada
untung rugilah.." kata Jay meminta keputusanku lagi.
"Tapi gimana caranya.. mereka pasti marah.. kalau kita beritahu.." aku balik bertanya.
"Tenang aja, gua punya caranya kalau elo setuju.." kata Jay lagi.
"Gua punya Pil perangsang.. lalu kita masukkan ke minuman istriku dan istrimu.. tentunya dengan dosis yang lebih banyak, agar mereka cepat terangsang, dan kita mulai bereaksi."
"Oke.. gua setuju.." kataku.
"Tapi gimana caranya.. mereka pasti marah.. kalau kita beritahu.." aku balik bertanya.
"Tenang aja, gua punya caranya kalau elo setuju.." kata Jay lagi.
"Gua punya Pil perangsang.. lalu kita masukkan ke minuman istriku dan istrimu.. tentunya dengan dosis yang lebih banyak, agar mereka cepat terangsang, dan kita mulai bereaksi."
"Oke.. gua setuju.." kataku.
Dan kami pun mulai melaksanakan rencana kami tersebut.
Jay mengambil gelas lagi dan memasukkan beberapa butir pil
perangsang ke dalam dua buah gelas yang sudah diisi soft drink yang
akan kami berikan kepada Lusi dan Sari. "Aduh.. asyik amat.. apa
sich yang diobrolin.. nich.. minumnya kita tambah.." kata Jay
sembari memberikan gelas yang satu ke Sari, sedangkan aku memberikan
yang satu lagi ke Lusi, karena kebetulan minuman milik mereka yang
sebelumnya kelihatan sudah habis. Kemudian Lusi dan Sari langsung
menenggak minuman yang kami berikan beberapa kali. Aku duduk di
samping Lusi dan Jay duduk di dekat Sari, kami pun ikutan ngobrol
bersama mereka. Beberapa waktu kemudian, baik aku maupun Jay mulai
melihat Lusi dan Sari mulai sedikit berkeringat dan gelisah sambil
merubah posisi duduk dan kaki mereka, mungkin obat perangsang
tersebut mulai bereaksi, pikirku.
Kemudian Jay berinisiatif mulai memeluk Sari istrinya dari
samping, begitu juga aku, dengan sedikit meniupkan desah nafasku ke
tengkuk Lusi istriku.
"Sar.. aku sayang kamu.." kata Jay.
Kulihat tangannya mulai meraba paha Sari, istrinya.
"Eh Jay.. apaan.. sich kamu.. kan malu.. akh.. ah.." kudengar suara Sari halus.
"Nggak pa-pa.. ah.. ah.. kamu sayangku.. ah.." desah Jay meneruskan serangannya ke Sari.
Melihat kondisi itu, Lusi agak bingung.. tapi aku tahu kalau dia pun mulai terangsang dan tak kuasa menahan gejolak nafsunya.
"Lus.. aku cinta kamu.. ukh.. ulp.. ah.."
Kulihat tangannya mulai meraba paha Sari, istrinya.
"Eh Jay.. apaan.. sich kamu.. kan malu.. akh.. ah.." kudengar suara Sari halus.
"Nggak pa-pa.. ah.. ah.. kamu sayangku.. ah.." desah Jay meneruskan serangannya ke Sari.
Melihat kondisi itu, Lusi agak bingung.. tapi aku tahu kalau dia pun mulai terangsang dan tak kuasa menahan gejolak nafsunya.
"Lus.. aku cinta kamu.. ukh.. ulp.. ah.."
Aku pun mulai memeluk Lusi istriku dan langsung mencium bibirnya
dengan nikmat, dan kurasa Lusi pun menikmatinya. Aku pun mulai
memeluk tubuh istriku dari depan, dan tanganku pun mulai meraba
bagian pahanya sama seperti yang dilakukan oleh Jay.
"Lus.. akh.. ak.. kamu.. sangat cantik sayang.." kataku.
"Akh.. Van.. ah.. ah.." desah istriku panjang, karena tanganku mulai menyentuh bagian depan kemaluannya, dan mengelus dan mengusapnya dengan jari tangan kananku, setelah terlebih dahulu menyibakkan CD-nya secara perlahan.
"Akh.. Van.. ah.. ah.." desah istriku panjang, karena tanganku mulai menyentuh bagian depan kemaluannya, dan mengelus dan mengusapnya dengan jari tangan kananku, setelah terlebih dahulu menyibakkan CD-nya secara perlahan.
Kulihat Jay sudah membuka bajunya dan mulai perlahan membuka
kancing baju Sari istrinya, yang kelihatan sudah pasrah dan sangat
terangsang. "Ah.. Jay.. ah.. ah.. ah.." desah Sari kudengar. Dan Jay
sudah berhasil membuka seluruh pakaian Sari, dan kulihat betapa
mulusnya kulit Sari yang saat ini hanya tinggal CD-nya saja, dan itu
pun sudah berhasil ditarik oleh Jay. Tinggallah tubuh bugil Sari di
atas sofa yang kami gunakan bersama itu dengan kelakuan Jay pada
dirinya. Kulihat Jay pun sudah membuka semua pakaiannya dan sekarang
tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh Sari maupun Jay yang
saat ini saling rangkul dan cium di sampingku dan istriku. "Ah.. ulp..
ulp.. ulp.. ah.. sst.. sst.." kulihat Sari menjilat dan menghisap
kemaluan Jay yang putih kemerahan dengan nikmatnya. "ukh..ukh..ohh..ukh.."
erang Jay menikmati permainan Sari.
Aku pun sekarang sudah berhasil membuka semua pakaian Lusi
istriku, kulanjutkan dengan meremas buah dadanya yang kenyal itu dan
kulanjutkan dengan mengisap kedua puting susunya perlahan dan
berulang-ulang. "Ah.. ah.. ah.. Van.. terus.. ah.. ah.." desah Lusi
keenakan. Tangan Lusi pun mulai membuka celanaku dengan tergesa-gesa
karena hanya celanaku yang belum kubuka dan kelihatannya Lusi sudah
mulai tidak sabaran. "Akh.. akh.. ukh.. oh.." ketika celana dan
CD-ku terbuka dan jatuh ke bawah, Lusi segera memegang kemaluanku
dan menjilatinya seperti apa yang dilakukan oleh Sari.
Aku kemudian segera mengatur permainan dengan mengambil posisi
jongkok dan membuka lebar kedua kaki istriku dan mulai menjilati
klitorisnya dan semua bagian luar kemaluannya,
"Aah.. oh.. terus.. terus Van.. enak.. akh.. akh.." desah Lusi.
"Ulp.. ulp.. sst.. sst.. ah.. uhm.. uhm.. uhm.."
Aku terus menjilati klitoris istriku dan kulihat bibir kemaluan dan klitorisnya merekah merah merangsang serta kelihatan basah oleh jilatanku dan air kenikmatan milikya yang tentunya terus mengalir dari dalam kemaluannya.
"Ah.. terus.. ah.. ah.. terus Van.. enak.. akh.. akh.. ukh.." rintih Lusi.
"Ulp.. ulp.. sst.. sst.. ah.. uhm.. uhm.. uhm.."
Aku terus menjilati klitoris istriku dan kulihat bibir kemaluan dan klitorisnya merekah merah merangsang serta kelihatan basah oleh jilatanku dan air kenikmatan milikya yang tentunya terus mengalir dari dalam kemaluannya.
"Ah.. terus.. ah.. ah.. terus Van.. enak.. akh.. akh.. ukh.." rintih Lusi.
Yang membuka lebar kedua kakinya serta meremas buah dadanya
sendiri dengan penuh kenikmatan.
Perlahan kulihat Jay menggendong Sari istrinya dan
membaringkannya sejajar di sebelah istriku di sofa panjang yang kami
pakai bersama ini, kemudian Jay mulai memasukkan kedua jari
tangannya ke lubang kemaluan milik Sari dan mengocoknya pelan serta
menariknya keluar masuk.
"Akh.. Jay.. ahk.. kamu.. gila Jay.. akh.. terus.. terus Jay..
ahh.." rintih Sari terdengar.
"Ukh.. ah.. ulp.. akh.. akh.. akh.. oh.. oh.. oh.."
"Ukh.. ah.. ulp.. akh.. akh.. akh.. oh.. oh.. oh.."
Suara dan desahan dari istriku dan Sari secara bersamaan dan
penuh kenikmatan. Perlahan tangan kananku mulai ikut meraba kemaluan
Sari yang berada di sebelah istriku. Dan aku pun ikutan memasukkan
kedua buah jariku ke kemaluan Sari tersebut. Dan Jay pun membiarkan
semua itu kulakukan, kemudian sambil terus mengocok lubang kemaluan
Sari, tangan kiri Jay pun mulai ikut meraba kemaluan istriku yang
saat ini tanpa rambut, karena habis kucukur kemarin, permainan ini
terus berlanjut baik Sari maupun istriku membuka dan menutup matanya
menikmati permainan yang aku dan Jay lakukan.
Perlahan aku mulai meraba buah dada sari dengan tangan kananku
dan meremasnya pelan, kurasakan buah dada milik Sari lebih kenyal
dibanding milik istriku, tetapi buah dada istriku lebih besar dan
menantang untuk dihisap dan dipermainkan. Kemudian aku mulai berdiri
dan mengarahkan kemaluanku yang berukuran panjang 16 cm serta
diameter 4 cm itu ke arah mulut istriku, dan tangan kananku terus
meremas buah dada milik Sari. Istriku dan Sari pun membiarkan
semuanya ini terus berlanjut. Dan kulihat Jay tetap memasukkan dan
mengocok kedua lubang kemaluan yang di depannya dengan kedua buah
tangannya dengan sekali-kali meremas buah dada milik istriku maupun
Sari, istrinya.
Kemudian Jay mulai berdiri dan mengarahkan kemaluannya ke lubang
kemaluan Sari yang sudah sangat basah, "Ah.. Jay.. terus..
masukkan.. terus Jay semuanya.." kata Sari.
Melihat itu aku pun mulai mengarahkan batang kemaluanku ke lubang
kemaluan istriku.
"Akh.. ukh.. ah.. oh.. ah.. oh.." erang istriku keenakan.
"Akh.. ukh.. ah.. oh.. ah.. oh.." erang istriku keenakan.
Saat ini baik posisiku dan jay maupun Lusi dan Sari berada pada
posisi yang sama. Aku dan Jay terus menarik turunkan kemaluan kami
di lubang kemaluan milik Sari dan Lusi. Begitu juga dengan Sari dan
Lusi membuka lebar kakinya dan memeluk pinggangku maupun Jay
seolah-olah mereka takut kehilangan kami berdua.
Selang beberapa saat kemudian Jay menghentikan kegiatannya dan
memintaku mundur, kemudian memasukkan batang kemaluannya yang
berukuran panjang 17 cm tetapi diameternya mungkin 3 cm dan
kelihatan begitu panjang dari punyaku hanya punyaku lebih besar dan
keras dibanding kemaluan Jay yang terus menuju ke lubang kemaluan
milik istriku. Kulihat istriku cukup kaget tetapi hanya pasrah dan
terus menikmati kemaluan milik Jay yang mulai mengocok lubang
miliknya tersebut. Aku pun mulai juga mengarahkan kemaluanku ke
lubang kemaluan milik Sari, perlahan kurasakan lubang kemaluan Sari
masih cukup sempit serta menjepit batang kemaluanku yang kutekan
perlahan.
"Akh.. akh.. Sar.. memekmu begitu padat.. dan enak.. akh.."
kataku.
"Terus.. Van.. Terus.. punyamu begitu besar.. terus Van.. enak.. akh.." rintih Sari.
"Van.. terus.. beri aku kenikmatan.. akh.. akh.. terus Van.. enak.. lebih dalam Van.. akh.."
"Lus.. punyamu begitu enak.. sangat.. rapat dan menjepit kontolku.. akh.." desah Jay kepada istriku.
"Ehm.. ehm.. ukh.. ukh.. lebih dalam Jay.. lebih dalam.. teruskan Jay.. teruskan.. kontolmu.. sangat panjang.. akh.. dan menyentuh.. dinding.. rahimku.. akh.. akh.. enak.. Jay.." desah istriku lirih.
"Terus.. Van.. Terus.. punyamu begitu besar.. terus Van.. enak.. akh.." rintih Sari.
"Van.. terus.. beri aku kenikmatan.. akh.. akh.. terus Van.. enak.. lebih dalam Van.. akh.."
"Lus.. punyamu begitu enak.. sangat.. rapat dan menjepit kontolku.. akh.." desah Jay kepada istriku.
"Ehm.. ehm.. ukh.. ukh.. lebih dalam Jay.. lebih dalam.. teruskan Jay.. teruskan.. kontolmu.. sangat panjang.. akh.. dan menyentuh.. dinding.. rahimku.. akh.. akh.. enak.. Jay.." desah istriku lirih.
Kemudian aku terus meremas dan menjilat puting susu milik Sari
dan sekali-kali kugigit pelan putingnya dan Sari terus menikmatinya,
sementara kemaluanku terus naik-turun mengocok lubang kemaluan Sari
yang terasa padat dan kenyal serta semakin basah tersebut. Terasa
batang kemaluanku serasa masuk ke lubang yang sangat sempit dan
padat ditumbuhi daging-daging yang berdenyut-denyut menjepit dan
mengurut batang kemaluanku yang semakin keras dan menantang lubang
kemaluan Sari yang kubuat basah sekali, dan Sari pun terus menikmati
dan mengangkat pinggulnya serta menggoyangkannya saat menerima
hujaman batang kemaluanku yang saat masuk hanya menyisakan dua buah
biji kemaluan yang menggantung dan terhempas di luar kemaluan Sari
tersebut.
"Akh.. Sar.. enak.. sekali.. punyamu.. akh.. akh.." desahku.
"Oh Van.. aku sangat.. suka.. milikmu ini.. Van yang besar dan keras ini.. akh.. ogh.. ogh.. terus Van.. ah.."
"Oh Van.. aku sangat.. suka.. milikmu ini.. Van yang besar dan keras ini.. akh.. ogh.. ogh.. terus Van.. ah.."
Kulihat Jay membalikkan tubuh istriku dan memasukan kemaluannya
yang panjang putih kemerahan tersebut dari belakang,
"Akh.. akh.. akh.. Jay.. terus.. lebih dalam Jay.. akh.. enak..
Jay.." rintih istriku, yang kulihat buah dadanya menggantung
bergoyang mengikuti dorongan dari kemaluan Jay yang terus keluar
masuk, dan kemudian tangan Jay meremas buah dada tersebut serta
menariknya.
"Akh.. Jay.. akh.. ogh.. ogh.. ahh.." jerit nikmat istriku menikmati permainan Jay dari belakang tersebut.
"Ogh.. Lus.. buah dadamu begitu besar.. dan.. enak.. ukh.. ehm.. ehmm.." sahut Jay penuh kenikmatan.
"Akh.. Jay.. akh.. ogh.. ogh.. ahh.." jerit nikmat istriku menikmati permainan Jay dari belakang tersebut.
"Ogh.. Lus.. buah dadamu begitu besar.. dan.. enak.. ukh.. ehm.. ehmm.." sahut Jay penuh kenikmatan.
Sari mencoba merubah gaya dalam permainan kami, saat ini dia
sudah berada di atas tubuhku yang duduk dengan kaki yang lurus ke
depan, sedangkan Sari memasukkan dan menekan kemaluannya dari atas
ke arah kemaluanku.
"Blees.."
"Aakh.. enak.. akh.. Van punyamu begitu besar.. akhg.." desah sari yang terus menaik-turunkan tubuhnya dan sesekali menekan dan memutar pinggulnya menikmati kemaluanku yang terasa nikmat dan ngilu tetapi enak.
"Oh.. Sar.. terus.. ah.. ah.." desahku.
"Oh Van.. oh.. oh.. oh.. Van.. aku hampir keluar Van.. aogh.. ogh.." jerit Sari.
"Okh.. Van.. okh.. aku ke.. luar.. okh.. okh.." tubuh Sari mengejang bagaikan kuda dan kurasakan kemaluanku pun bergetar mengimbangi orgasme yang dicapai Sari.
"Oh.. ukh.. okh.. Sar aku juga keluar.. okh.. okh.."
"Aakh.. enak.. akh.. Van punyamu begitu besar.. akhg.." desah sari yang terus menaik-turunkan tubuhnya dan sesekali menekan dan memutar pinggulnya menikmati kemaluanku yang terasa nikmat dan ngilu tetapi enak.
"Oh.. Sar.. terus.. ah.. ah.." desahku.
"Oh Van.. oh.. oh.. oh.. Van.. aku hampir keluar Van.. aogh.. ogh.." jerit Sari.
"Okh.. Van.. okh.. aku ke.. luar.. okh.. okh.." tubuh Sari mengejang bagaikan kuda dan kurasakan kemaluanku pun bergetar mengimbangi orgasme yang dicapai Sari.
"Oh.. ukh.. okh.. Sar aku juga keluar.. okh.. okh.."
Kami pun berpelukan dan mengejang bergetar bersama serasa berada
di awan, menikmati saat klimaks kami tersebut selama beberapa saat
hingga kemudian kami berdua merasa lemas, dan tetap berpelukan
dengan posisi Sari di atas, seolah kami sangat takut kehilangan satu
sama lain sambil memandangi permainan Jay dan istriku di sebelah
kami.
Kulihat Lusi istriku sangat menikmati permainan ini dengan posisi
bagaikan anjing atau kuda yang sedang kawin, buah dada istriku yang
besar bergoyang-goyang ke depan-belakang dengan cepatnya, sekujur
tubuh Jay maupun istriku berkilap dikarenakan keringat yang mengalir
pelan karena permainan seks mereka ini, kulit Jay yang putih mulus
karena dia berdarah Manado ini kelihatan bersinar begitu juga
istriku begitu menikmati panjangnya kemaluan Jay. Tangan istriku
meremas sandaran sofa dan berteriak lirih, "Ah.. ah.. ah.. uh.. uh..
uh.. Jay tekan terus Jay dengan keras.. ah.. ah.." kulihat satu
tangan istriku memutar dan memelintir puting susunya sendiri serta
sekali-kali meremas keras buah dadanya tersebut seolah takut
kehilangan kenikmatan permainan mereka tersebut.
Aku kemudian mendorong kepalanya dan sebagian tubuhku dan
berbaring di bawah buah dada istriku, kemudian berinisiatif untuk
ikut meremas buah dadanya dan mengisap puting susunya, "Akh.. Van..
akh.. enak.. ogh.. ogh.. ogh.. terus Van.." rintih istriku, terasa
olehku kemudian Sari menjilati dan menghisap batang kemaluanku yang
mulai mengeras kembali.
"Ogh.. ogh.. ogh.. Van.. ogh.. ogh.. Jay.. kontolmu sangat
panjang dan membuatku sangat.. puas Jay.. akh.. terus.. akh.." kata
Lusi.
"Ulp.. ulp.. ulp.. ulp.. ulp.." jilatan Sari di kemaluanku yang mengeras.
"Okh.. Jay.. aku.. hampir.. ke.. ke.. luar.. Jay.. terus" desah istriku.
Kuremas dan kupelintir dengan keras puting susu dan buah dada istriku, dan kulihat Jay juga mengejang.
"Akh.. akh.. akh.. akh.. Lus.. aku juga keluar.. akh.. akh.." jerit Jay kuat, kemudian tubuhnya mengejang dan bergetar hebat.
"Ogh.. ogh.. ogh.. ogh.." istriku pun mengejang dan meremas sandaran sofa dengan kuat. Beberapa saat. Aku pun kembali merasakan kenikmatan mengalir di batang kemaluanku dan.. "Akh.. akh.. akh.. akh.." kemaluanku pun memuncratkan spermaku kembali, sebagian ke wajah Sari dan sebagian lagi meloncat hingga ke tubuh istriku dan aku pun kembali mengejang kenikmatan dan kulihat Sari terus menjilati kemaluanku yang besar tersebut dan membersihkannya dengan lidahnya.
"Ulp.. ulp.. ulp.. ulp.. ulp.." jilatan Sari di kemaluanku yang mengeras.
"Okh.. Jay.. aku.. hampir.. ke.. ke.. luar.. Jay.. terus" desah istriku.
Kuremas dan kupelintir dengan keras puting susu dan buah dada istriku, dan kulihat Jay juga mengejang.
"Akh.. akh.. akh.. akh.. Lus.. aku juga keluar.. akh.. akh.." jerit Jay kuat, kemudian tubuhnya mengejang dan bergetar hebat.
"Ogh.. ogh.. ogh.. ogh.." istriku pun mengejang dan meremas sandaran sofa dengan kuat. Beberapa saat. Aku pun kembali merasakan kenikmatan mengalir di batang kemaluanku dan.. "Akh.. akh.. akh.. akh.." kemaluanku pun memuncratkan spermaku kembali, sebagian ke wajah Sari dan sebagian lagi meloncat hingga ke tubuh istriku dan aku pun kembali mengejang kenikmatan dan kulihat Sari terus menjilati kemaluanku yang besar tersebut dan membersihkannya dengan lidahnya.
Kemudian kami terbaring dan tertidur bersama di sofa tersebut
hingga pagi harinya, dalam kondisi tanpa sehelai benang pun menutupi
tubuhku, istriku, Jay dan Sari istrinya. Permainan ini kembali kami
ulangi pagi harinya. Dan kembali kami ulangi bersama dalam beberapa
hari hingga saatnya Jay dan Sari harus pulang ke Surabaya, ini semua
adalah awal dari permainan seks bersama kami yang hingga kini
seringkali kami lakukan kembali jika aku dan istriku ke Surabaya,
ataupun mereka ke Jakarta. Bahkan kadang-kadang-kadang Sari sendiri
ke Jakarta bermain seks bertiga denganku dan istriku, ataupun aku
atau istriku yang ke Surabaya bermain seks bertiga atau bersama
dengan salah satu dari Jay atau Sari. Bagi pembaca yang tertarik dan
ingin melakukan permainan seks bersama kami silakan e-mail.
Tamat
0 komentar:
Posting Komentar