Saat ini saya tinggal kost di salah satu apartemen
di Singapore dan rumah kost itu dikelola oleh seorang ibu yang
tentunya belum pernah menikah dan saya sendiri tidak mengerti
mengapa dia berbuat demikian. Saya pernah sekali menanyakan alasan
mengapa dia masih single dan dia menjawab bahwa dia sibuk sekali
dalam bisnisnya sehigga tidak berpikir untuk memiliki keluarga.
Kadang-kadang saya pernah iseng-iseng apakah yang dia lakukan jika
dia sedang menginginkan seks dan saya sangat terkejut dikala dia
menjelaskan bahwa dia sangat senang sekali bermasturbasi di kamar
mandi apalagi di rumah pribadinya (dia tidak tinggal dengan saya),
dia hanya tinggal dengan ibunya yang sudah sangat tua dan buta serta
pembantunya yang masih berusia 15 tahun dan berasal dari Indonesia
juga.
Suatu hari saya menjawab telepon genggam saya karena saya sedang
ditelepon seseorang dan saya mengira bahwa itu berasal dari orang
tua saya yang berada di Jakarta tetapi berhubung nomor telepon asing
yang tercetak di layar HP membuat saya sadar bahwa orang tersebut
juga berada di Singapore. Ternyata, itu adalah ibu kost saya yang
menelpon saya untuk mengomel-ngomel dengan alasan tagihan listrik
dan airnya naik drastis sehingga saya menjadi merasa bersalah. Saya
memutuskan pergi ke rumahnya yang lumayan jauh dari tempat tinggal
saya untuk diskusi mengenai jalan terbaik untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
Setelah menggunakan MRT dan bis, akhirnya sampailah di sebuah
rumah yang sangat mewah. Saya akhirnya masuk ke rumah besar itu dan
saya dipersilakan duduk dan ibu kost yang bernama Helen itu menyuruh
pembantunya yang bernama Sutini untuk membuat orange juice untukku.
Tak beberapa lama kemudian, dia memberikan saya beberapa lembar
kertas yang berisi tagihan listrik dan airnya dan dia kembali sedih
ketika melihat jumlah tagihan tersebut. Saya juga tidak tahu apakah
saya sedang sadar ataupun tidak, saya langsung memeluk Tante Helen
yang sudah saya anggap sebagai tante saya sendiri dan secara
refleks, saya mulai mengelus-elus rambut pendeknya. Rupanya tindakan
tidak sadar saya membuat respon yang saya tidak saya duga sama
sekali. Dia mencium bibir saya dengan mesra dan mengajak saya pergi
ke ruangan tidurnya yang tidak jauh dari tempat kami berciuman
barusan.
Setelah saya sudah berada di dalam kamarnya, dia langsung
menyerang saya dan menciumi saya. Dia akhirnya bercerita mengapa dia
begitu terangsang pada saya. Sesudah dia meneleponku beberapa menit
yang lalu, sebenarnya dia sedang masturbasi dan kedatangan saya
menganggunya sehingga dia menghukum saya untuk memuaskannya. Saya
sangat senang sekali sehingga tanpa menghilangkan kesempatan seumur
hidup, apalagi saya belum pernah bercinta dengan wanita setengah
baya. Saya langsung membuka seluruh busananya berhubung hawa nafsu
saya sudah berada di ubun-ubun, apalagi sebelum saya ke rumahnya,
saya melihat cewek cewek seksi di MRT dan bis yang membangkitkan
gairah seksual saya.
Setelah dia telanjang bulat, saya langsung mengulum payudaranya
dengan penuh nafsu sementara tangan saya menggerayangi daerah
sekitar liang kenikmatannya sehingga makin lama liang itu makin
basah dan suara mendesahnya semakin keras. Sambil menyebut namaku
dan mengelus-elus rambutku, dia membuka mulutnya dan seakan-akan dia
menikmati sekali permainan jari-jariku di dalam liang senggamanya.
"Joee, you are so great", katanya di dalam desahan yang membuat saya
menjadi semakin terangsang.
Setelah saya mengulum payudaranya, saya mulai mendekati liang
senggamanya dan dengan gilanya, saya mulai menjilati cairan wanita
di sekitar kelaminnya sehingga dia mendesah-desah tidak karuan.
Sambil terus menekan kepala saya sehingga kepala saya menjadi
tenggelam di dalam selangkangannya sehingga saya menjadi kesulitan
bernafas untuk sementara waktu, dia terus mengucapkan kata-kata
vulgar yang membuat saya semakin terangsang.
Akhirnya permainan oral kami hentikan dan saya mulai menyiapkan
kejantanan saya yang sudah tegak menantang dan tanpa aba-aba dari
siapapun, saya langsung menancapkan batang kemaluan saya ke dalam
liang sorganya yang sudah basah dengan cairan kewanitaannya.
"Bless.." masuknya kejantananku membuat dia menjadi mendesah dan
saya sungguh kaget karena liangnya mengeluarkan darah perawannya dan
di dalam hati, saya sungguh tidak percaya bahwa wanita berusia 37
tahun masih perawan. Saya kemudian menggenjot tubuhnya sehingga dia
makin hot saja berteriak dan mendesah dan sesekali dia menggoyangkan
kepalanya ke kiri dan ke kanan karena menerima hujaman senjataku
yang tentunya sangat dia idam-idamkan.
Dengan ganasnya, dia menarik saya yang masih meliuk-liuk karena
saya sendiri sedang merasakan kenikmatan bersenggama dengan wanita
berusia 37 tahun. Dia langsung menciumi bibir saya dengan ganasnya
dan memeluk saya dan tak lama kemudian, dia bergetar hebat karena
ternyata dia sudah mencapai klimaksnya yang maha dahsyat karena dia
bergetar hebat selama dua menit sehingga batang kemaluan saya
menjadi sangat nikmat dan seperti dipijit-pijit oleh sesuatu yang
maha enak. Klimaksnya dia membuat tubuhnya lelah tetapi bagaimana
dengan saya? Saya berpikir bahwa ini cewek pasti egois sekali
sehingga tidak ada laki-laki yang mengawininya. Akhirnya saya
mencari pelampiasan sendiri. Sambil melihat liang kewanitaannya yang
dipenuhi oleh cairan nikmatnya, saya mengocok batang kemaluan saya
sendiri untuk mencapai target kepuasan.
Disaat saya sedang masturbasi, tiba-tiba masuklah Sutini ke dalam
kamarnya dan dia sungguh kaget ketika melihat nyonyanya dalam
keadaan tertidur dengan tubuh telanjang bulat. Melihat itu, dia
merasa malu dan ia ingin keluar kamar dan dengan penuh kecepatan,
saya langsung menutup pintu kamar sehingga dia tidak bisa keluar dan
dia berkata kepadaku, "Tuan, apa yang Tuan lakukan kepada saya..
jangan, Tuan.." Saya tidak peduli dengan apa yang dia teriakkan.
Saya langsung menyerbunya sehingga akhirnya kami sama-sama terjatuh
ke ranjang yang tidak jauh dari pintu. Saya menciumnya dan kata-kata
jangannya telah berubah menjadi kata-kata memohon karena dia
menceritakan bahwa dia mengintip segala aktifitas yang sedang kami
lakukan tadi sehingga dia ingin sekali menikmati batang kemaluan
saya. Tanpa disuruh, dia langsung mendekati batang kemaluan saya
yang masih tegang dan dia langsung menjilatinya dengan penuh nafsu
sementara saya dengan nafsunya memasukkan jari-jari saya ke dalam
celana pendeknya dan memainkan jari-jari saya di sekitar kelaminnya
sehingga dia semakin mendesah-desah seperti cacing yang kepanasan.
Nampaknya permainan ini disaksikan kembali oleh Tante Helen dan
dia kemudian memanggil kami berdua dengan penuh amarah. Mendengar
teriakan nyonyanya, Sutini menjadi sangat malu dan langsung berdiri
dan menundukkan kepalanya. Melihat Sutini ketakutan, Tante Helen
langsung mendekati Sutini dan langsung menciumnya dan dibalas oleh
Sutini dengan penuh birahi. Kemudian, Tante Helen menyuruh saya
berbaring dan selanjutnya dia menyuruh Sutini untuk duduk di atas
tubuh saya. Sutini makin tidak mengerti apa yang akan terjadi tetapi
dia tetap saja menuruti perintah nyonyanya. Dia duduk di atas tubuh
saya dan Tante Helen menyuruh saya untuk memasukkan batang kemaluan
saya ke dalam liang kelamin pembantunya. Saya menurutinya dengan
penuh kesenangan, saya langsung kembali menancapkan batang kemaluan
saya sehingga membuat Sutini menjadi kesakitan tetapi Tante Helen
menyuruhnya untuk ditahan. Sutini menuruti perintah nyonyanya dan
sekarang dia dengan refleks menggoyang-goyangkan tubuhnya sehingga
kami berdua menjadi terhanyut dalam kenikmatan tiada tara itu.
Tante Helen hanya tersenyum melihat saya menyetubuhi pembantunya
yang sangat montok dan dia sekarang mulai mendekati Sutini dan
menyuruh Sutini untuk menjilati liang kewanitaannya yang berada di
depan dirinya. Dengan gilanya, dia menjilati liang kewanitaan Tante
Helen sehingga Tante Helen kembali mendesah dengan gilanya.
Melihat adegan yang begitu erotis tersebut, saya menjadi sangat
terangsang dan mempercepat gerakan saya sehingga sepertinya batang
kemaluan saya yang berada di dalam liang kewanitaan Sutini sedang
mengaduk-aduk liangnya dan menyodok-nyodok rahimnya. Kami menjadi
terhanyut oleh adegan yang sedang kami nikmati bersama dan hal itu
berlangsung selama 15 menit karena tak lama kemudian, Tante Helen
berteriak dengan penuh gila karena dia merasakan kenikmatan kedua
disaat liang kewanitaannya dijilati oleh lidah kecil Sutini
sementara Sutini disaat yang bersamaan dengan klimaksnya Tante Helen
juga bergetar hebat karena dia sedang mengalami puncak kenikmatan
yang baru saja dia rasakan dan tentunya ini merupakan pengalaman
pertamanya karena batang kemaluan saya dialiri oleh cairan
kewanitaannya dan darah perawannya. Saya melihat Sutini nampaknya
lelah sekali setelah merasakan kenikmatan maha dahsyat itu tetapi
saya tidak mengijinkan untuk menghentikan permainannya karena saya
masih belum klimaks.
Saya kemudian menyuruh Sutini untuk gantian berbaring
menggantikan posisi saya dan ketika dia sudah berbaring, saya
langsung menancapkan batang kemaluan saya ke dalam liang
kenikmatannya dan diiringi oleh teriakan yang bercampur dengan
desahan. Saya terus menggenjot tubuhnya selama sepuluh menit dan
saya merasakan bahwa saya ingin mengeluarkan kenikmatan saya. Saya
berkata kepadanya bahwa cairan laki-laki sangat nikmat jika
menyemprot ke dalam liang kewanitaannya sehingga dia memohon pada
saya untuk menyemprotkan cairan laki-laki saya ke dalam liang
senggamanya. "Ouchh.. ahh.." aku berteriak dengan penuh kenikmatan
dan bergetar selama tiga menit dan disaat yang bersamaan, saya
melihat Sutini sepertinya merasakan kenikmatan kedua dan kami
rupanya klimaks secara bersamaan.
Akhirnya saya roboh karena kecapaian dan saya memeluk kedua
wanita itu dan sebelumnya memberikan ciuman kepada mereka dengan
mesranya. Setelah kejadian itu, Tante Helen kemudian berkata kepada
saya, "Next time if you make abuse of my electricity or water, I am
gonna punish you with this way.." katanya dengan manja. Di dalam
pikiran saya, jika hukumannya begitu nikmat, lain kali saya akan
menyalakan listrik 24 jam saja kali ya supaya dia bisa menyetubuhi
saya 24 jam, pikirku dengan senyum kepadanya. Disaat dia menjelaskan
hukumannya kepadaku, Sutini mohon diri untuk meneruskan pekerjaanya
di dapur dan sebelum dia keluar, saya mencium pipinya dengan mesra
sebagai tanda terima kasih.
Setelah saya menciumnya, saya berkata kepada Tante Helen
bagaimana jika Sutini hamil karena sperma saya yang masuk ke dalam
tubuhnya dan dia dengan senangnya menjawab, "I'll take care of her,
honey.. do you know that I am expecting child" mendengar pernyataan
itu, leganya hatiku dan aku meninggalkan rumahnya dengan penuh
kepuasan.
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar